Rabu 30 Oct 2013 07:08 WIB

Stress, Veteran Australia Curhat Lewat Sosmed

Red:
Veteran Perang Australia
Veteran Perang Australia

CANBERRA -- Para veteran Australia yang ikut berperang di Afghanistan dan Irak mencari dukungan pemulihan psikologi dengan beralih ke sosial media untuk berbagi pengalaman dan melampiaskan kemarahan mereka.

Combatan perang tentara Australia membuat forum di Facebook buat para veteran yang baru pulang untuk menyampaikan rasa frustasi mereka.

Aksi tersebut menyusul pengumuman dari Perdana Menteri Australia Tony Abbott untuk menarik pasukan Australia dari Afghanistan.

Para veteran yang baru pulang ke Australia dari pengabdiannya itu mulai menunjukan gejala luka ingatan akibat perang.

Sosial media dianggap bisa memfasilitasi suara dengan identitas anonim dan membuat para veteran nyaman untuk berbagi pandangan dan cerita tanpa melalui jalur resmi.

Mereka mengkritik institusi Angkatan Perang Australia (ADF) atas dukungan penanganan psikologi para combatan seperti pasca traumatic stress disorder atau PTSD.

Salah seorang pengguna sosmed bertanya: “Saat personil tentara terserang gejala PTSD, kenapa budaya di ADF masih menuduh mereka sebagai orang lemah?”

Sementara yang lainnya menulis: “Publik haru mengetahui apa itu PTSD. Itu dampaknya sama dengan menurunnya kualitas hidup.”

Departemen Legiun Veteran Australia (DVA) mengungkapkan masih mempelajari cara yang tepat dan pantas untuk memberikan konseling buat veteran.

Psikiater yang berkerja selama 22 tahun pada Angkatan Perang Australia, Dr Stephanie Hodson, menyampaikan kalau sosial media memang bisa membantu.

"Jika memang kalau berbagi cerita membantu itu bagus, tapi ada saat di mana jika anda marah kepada orang-orang di sekitar, di mana anda merasa sedih dan tidak terlibat, pada titik itu sebenarnya sangat penting untuk pergi ke website," kata Hodson.

Website yang dia sebut tadi adalah yang disediakan oleh Departemen Legiun Veteran dan bertujuan untuk menghubungkan para veteran agar mendapat layanan psikologis dan informasi tentang pencegahan bunuh diri.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement