REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Pesawat tak berawak Amerika Serikat menembak mobil yang ditumpangi tokoh senior Al Shabab di Somalia. Serangan itu menyebabkan anggota senior itu tewas, bersama dengan ahli pembuat bom Al Shabab.
Mengutip pejabat Departemen Pertahanan AS, New York Times melaporkan bahwa bukti awal menunjukkan serangan itu berhasil. Khususnya membunuh target utama, Ibrahim Ali, sang ahli pembuat bom. Ibrahim Ali selama ini dikenal sebagai ahli pembuat bom bunuh diri dan bom rompi.
''Dia telah diidentifikasi sebagai seseorang yang telah lama dilacak,'' tutur pejabat itu, dikutip dari Al Jazirah, Selasa (29/10).
Sementara, anggota Al Shabab, Abu Mohammad yang diwawancarai Al Jazirah, mengatakan salah satu dari mereka yang tewas dalam serangan Senin kemarin adalah ahli bahan peledak Al Shabab.
Ia selama ini dikenal dengan panggilan Anta. Ia juga menambahkan serangan terjadi di wilayah Juba Tengah, Somalia. Namun, dalam keterangan, dia tak menyebutkan serangan drone. Hanya menyebutkan dia tak melihat serangan helikopter.
Al Jazirah juga mewawancarai empat saksi di lokasi kejadian. Mereka memang menyatakan kedua pejuang Al Shabab itu adalah warga Somalia. Seorang saksi dari Jilib mengatakan serangan terjadi sore hari, antara pukul 13.30 hingga 14.00 waktu setempat.
Ketika itu ia hanya mendengar satu kali ledakan.Ketika terjadi, ia langsung ke lokasi kejadian dan melihat dua mayat. Setelahnya, pejuang Al Shabab mengambil mayat korban dan segera di masukkan ke dalam kendaraan.
Seorang pejabat Intelijen Somalia, menyatakan serangan itu dilakukan ketika anggota Al Shabab mencoba mengintervensi sengketa antar suku. Amerika Serikat selama ini tak pernah melaporkan kegiatan serangan militer di Somalia. Akan tetapi drone sering kali digunakan untuk membunuhi anggota al Shabab, baik warga asli Somalia maupun warga negara asing.Sebelumnya Angkatan Laut AS, menyerbu sebuah kota di pesisir Somalia.
Hal ini dilakukan untuk menembak mati seorang anggota Al Shabab.Hanya saja Navy Seal gagal melanjutkan operasi karena mendapat perlawanan hebat dari anggota Al Shabab. AS ketika itu berusaha mengejar Abdulkadir Mohamed Abdulkadir.
Pria yang biasa dipanggil Ikrima disebut sebagai penggagas utama serangan gedung parlemen Kenya dan kantor PBB di Nairobi, 2011 dan 2012. Al Shabab pada 21 September lalu juga menyerang pusat perbelanjaan Westgate di Nairobi. Sebanyak 67 orang tewas dalam serangan itu.