Rabu 30 Oct 2013 13:48 WIB

Ingin Kaya, Pasangan di Beijing Pilih Bercerai

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Mansyur Faqih
Perceraian/ilustrasi
Foto: dailymail
Perceraian/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Di belahan dunia mana pun, perceraian bisa membuat pasangan yang melakukannya menjadi lebih miskin karena menjual properti milik mereka. Namun, hal sebaliknya terjadi di Beijing. Pasangan justru bercerai agar menjadi kaya dengan menjual properti.

Seperti dilansir New York Times, pengajuan perceraian di Beijing melonjak 41 persen di tiga kuartal pertama 2013 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Artinya, hampir 40 ribu atau tepatnya 39.075 pasangan ingin bercerai. Peningkatan serupa juga terjadi di kota-kota lainnya di seluruh Cina.

Apa alasannya? Ternyata peraturan perpajakan rumit yang mulai berlaku pada Maret. Peraturan tersebut bertujuan membatasi spekulasi properti dan harga yang terlalu tinggi. Pasangan yang menjual properti mereka harus membayar pajak modal sebesar 20 persen.

Namun, para lajang tidak termasuk dalam peraturan ini. Jadi pasangan yang bercerai dan mendaftarkan properti mereka atas nama satu orang mampu menghemat lebih banyak uang bagi keluarga.

Pasangan Mao misalnya, berniat menjual apartemen mereka di Tongzhou dan mereka memilih untuk bercerai. "Dengan cara ini apartemen yang kami jual dimiliki satu orang dan kami bisa menghemat 300 ribu renminbi atau sekitar 50 ribu dolar AS," ujar mereka, seperti dilansir surat kabar Guangzhou Daily.

Pengamat di Beijing News Zhou Junsheng mengatakan perilaku masyarakat terhadap perceraian kian liberal dan hal ini meningkat dengan stabil. Namun, pemerintah tidak perlu bertanya menganai alasan pasangan bercerai, karena dinilai turut campur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement