Rabu 30 Oct 2013 19:46 WIB

Rawabi Tawarkan Prestise Gaya Hidup Modern Bagi Warga Palestina

Rawabi dilihat dari atas (ilustrasi)
Foto: gulf-times.com
Rawabi dilihat dari atas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah perusahaan konstruksi Palestina, Rawabi, menawarkan gaya hidup dengan prestise sosial bagi rakyat Palestina.

Perusahaan ini sedang menyelesaikan mega-proyek hunian mewah dengan 5.000 apartemen yang mampu dihuni sebanyak 25.000 sampai 40.000 konsumen.

Untuk membangun desain lokal dengan gaya modern, Insinyur Palestina belajar dari Jerman, dan membawanya ke dalam negeri. Diantaranya Sadi al-Dari, insinyur berusia 23 tahun lulusan Universitas Friedrichshafen, tulis schwabische.de sebagaimana dilaporkan laman rawabi.ps, kemaren.

Al Dari yang masih berusia 23 tahun ini mengatakan, dirinya mengalami kesulitan pada waktu diberi tugas merancang proyek tersebut.

Apalagi dia harus menyesuaikan dulu semua rancangannya dengan Undang-Undang yang berlaku di daerah yang masih dijajah Zionis itu.

Mulai dari peraturan yang dibuat di era penjajahan Inggris, era Pemerintahan Yordania bahkan dengan UU Utsmaniyah yang pernah memerintah di wilayah tersebut. Tentunya, dia harus memperhatikan juga peraturan Zionis yang menguasai mereka.

Bagaimanapun juga pasokan air dan kebutuhan lokal lainnya masih dikuasai Zionis.

"Sementara hukum Negara Palestina hanya berlaku di kertas saja," katanya.

Rawabi yang terletak antara Birzeit dan Ramallah ini, terlihat menjadi sebuah kota lengkap dengan fasilitas ibadah; Masjid, Gereja dan lain-lain.

Tahun depan, 600 keluarga dari konsumen yang beruntung sudah mulai menempati apartemen-apartemen yang disediakan.

Proyek ini didanai sebagian besar oleh investor Qatar dan investor lainnya yang dilobi milyarder Palestina, Bashar Masri, pemilik proyek tersebut.

Mereka membuka peluang siapa saja untuk berinvestasi, termasuk dari Eropa, Arab dan Zionis sendiri.

Bahkan perusahaan Israel dapat terlibat dalam pembangunan Rawabi, tapi hanya perusahaan yang tidak terlibat dalam pembagunan pemukiman liar di Palestina, tulis media itu.

Al Dari mengatakan, bila proyek ini rampung, tradisi-tradisi Palestina akan terpatahkan. Imej Palestina sebagai daerah penuh kekerasan dapat diubah menjadi lebih optimis.

Palestina menyimpan potensi pariwisata yang cukup besar karena penuh dengan sejarah keagamaan dan tujuan-tujuan wisata spiritual.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement