REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, Kamis (31/10) mengutuk pembunuhan seorang pemuda Palestina oleh pasukan militer Israel selama satu serangan di Tepi Barat Sungai Jordan.
Satu pernyataan dari kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas menggambarkan pembunuhan Ahmed Taza'ra (20) itu sebagai tindakan berdarah dingin.
"Pembunuhan ini berbarengan dengan peningkatan irama perluasan permukiman yang tidak sah menurut hukum internasional," demikian isi pernyataan tersebut. Pernyataan itu merujuk kepada pembangunan permukiman Yahudi di Jerusalem Timur dan beberapa bagian Tepi Barat.
''Serangan Israel dan pembangunan permukiman merusak proses perdamaian,'' kata pernyaaan tersebut sebagaimana dilaporkan Xinhua yang dipantau Antara.
Pada Kamis pagi, juru bicara medis mengatakan Taza'ra ditembak di dada dan meninggal. Militer Israel menyatakan pasukannya menangkap empat orang Palestina dalam serangan di Qabatiya di dekat Jenin.
Sekelompok pemuda Palestina melempar batu ke arah tentara Yahudi, sehingga tentara Israel menggunakan senjata anti-huru-hara sebagai reaksinya.
Radio Israel menyebutkan militer telah melakukan penyelidikan mengenai penembakan Taza'ra. Warga Palestina ketiga yang tewas dalam serangan semacam itu di Tepi Barat pada Oktober.