Jumat 01 Nov 2013 20:14 WIB

Calon Pekerja Magang di Australia Tak Mahir Baca, Tulis dan Berhitung

Red:
Pekerja Magang
Pekerja Magang

CANBERRA -- Sektor energi Australia dikejutkan dengan hasil tes peserta magang di perusahaan listrik yang menunjukan hampir setengahnya gagal dalam ujian baca tulis dan berhitung (calistung). Kadin Australia menyebut kondisi serupa banyak terjadi di sektor industri lain.

Selama bertahun-tahun tingkat kelulusan peserta magang dan pelatihan di Australia terus menurun. Dan hampir setengah dari semua calon gagal diterima magang.

Tahun ini dewan industri sektor energi, E-Oz Energy Skills Australia, memutuskan untuk mencari tahu mengapa. Mereka menggelar tes formal dari semua calon peserta magang yang mendaftar menjadi tukang listrik, juru bicara dewan Juan Maddock mengatakan dari 4000 pelajar yang mendaftar, setengahnya gagal lolos ujian dasar. "Magang di perusahaan listrik butuh kemampuan berhitung yang bagus dan kebanyakan dari para pelajar itu gagal di tes Bahasa Inggris dan Matematika yang menjadi dasar kelulusan," katanya.

"Mereka mengikuti sistem yang ada, tapi mereka tidak benar-benar menggunakannya sebagai cara meraih sukses malah mereka berkali-kali gagal hingga akhirnya kehilangan minat dan gagal,"sesalnya.

Maddock mengatakan ketangkasan tangan saja tidak cukup, tapi peserta magang juga butuh keahlian membaca dan berhitung untuk sukses.

Kepala Kadin Australia, Jenny Lambert mengatakan masalah ini tidak cuma dihadapi sector energi saja.Menurutnya banyak pengusaha lain juga memprihatinkan banyaknya posisi magang yang tidak terisi dibanyak sector.

"Penting bagi sekolah untuk berpikir ulang tentang isu kemampuan dasar dan memastikan ada persyaratan minimum bagi kemampuan membaca dan berhitung bagi orang-orang yang hendak lulus apakah mereka lulus lebih awal maupun lulus pada tahun ke-12.

Standard minimal pendidikan dipertanyakan

Januari lalu, Australia Barat mengumumkan seluruh siswa di sekolah pemerintah harus lulus standard kemampuan membaca dan berhitung sebelum meninggalkan bangku sekolah.

Lambertmengatakan ini bisa diterapkan untuk skala nasional.

"Kebijakan kita harus meminta semua Negara bagian untuk mengadopsi pendekatan yang dilakukan Australia Barat mengenai persyaratan kemampuan minimum para lulusan sekolah.” Katanya.

Gagasan penerapan standard minimum kemampuan berbahasa dan berhitung ini didukung oleh Direktur Kelompok Magang Australia, jaringan organisasi training nasional dan luar negeri yang memiliki 35 ribu peserta magang dan pelatihan, termasuk usaha yang mempekerjakan mereka, Jim Barron.

"Kebijakan ini punya banyak manfaat, terutama untuk memastikan kita mendapat kandidat yeng berkualitas di segala perdagangan kunci adalah hal yang sangat penting,” katanya.

"Kita harus menghasilkan pelajar dalam jumlah yang cukup banyak dan cukup bagus untuk memastikan generasi perdagangan mendatang untuk mampu melakukan tugas-tugas mereka.” Paparnya.

Menteri Pendidikan dan Pelatihan Federal, Christopher Pyne belum berhasil dihubungi untuk meminta keterangan seputar masalah ini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement