REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Empat wanita anggota parlemen Turki datang ke gedung parlemen dengan menggunakan jilbab. Pemakaian jilbab tersebut merupakan yang pertama dilakukan setelah 14 tahun.
Pada 1999, pembuat kebijakan Turki yang juga menjadi warga negara AS, Merve Kavakci datang ke parlemen dengan menggunakan jilbab. Saat itu, dia datang menghadiri upacara sumpah jabatan anggota parlemen. Dia mendapat cacian dari parlemen.
Kewarganegaraan Turki yang dimilikinya pun dicabut. Partai Keadilan dan Pembangunan Turki mencabut larangan pemakaian jilbab pada 30 September setelah lebih dari satu dekade di larang.
Pejabat sipil dilarang memakai jilbab sebagai bagian dari reformasi untuk meningkatkan demokrasi dan kebebasan. Namun, parlemen kembali dihadiri perempuan berjilbab pada Kamis (31/10) waktu setempat.
Al-Arabiya melaporkan jilbab merupakan simbol sensitif di Turki. Jilbab dianggap sebagai simbol melawan tradisi sekuler.