Jumat 01 Nov 2013 19:15 WIB

Pelajar Pribumi di Pedalaman Butuh Diasramakan

Red:
Anak pribumi di Australia
Anak pribumi di Australia

PERTH -- Pakar yang ditunjuk untuk mengevaluasi pendidikan warga pribumi di Kawasan Utara mengatakan tidak mungkin menyediakan sekolah menengah yang berkualitas di daerah terpencil. Sekolah berasrama  menjadi satu-satunya pilihan agar anak-anak warga pribumi dikawasan itu bisa melanjutkan pendidikan.

Laporan Dewan Pemerintah Australia (COAG) yang dikeluarkan pecan ini menunjukan hanya 55% anak warga pribumi di kawasan Utara yang bersekolah ditahun ke- 10. Angka ini merupakan yang terendah di Australia.

Bruce Wilson yang ditunjuk untuk mengevaluasi system pendidikan warga pribumi bagi pemerintah Kawasan Utara Australia mengatakan sekolah menengan sudah pernah dicoba diadakan tapi keberadaannya tidak efektif setelah tahun ke-9.

"Kawasan ini memiliki generasi anak-anak di kawasan terpencil untuk mendapatkan pendidikan yang tidak mengarah kemanapun. Ini situasi yang sangat tidak memuaskan"katanya.

"Pemerintah Kawasan Utara dan persemakmuran serta Kementrian Pendidikan harus menjawab pertanyaan ini.”

Wilson mengatkan penting untuk mengupayakan sekolah menengah yang cocok untuk pelajar warga pribumi.

"Saya kira kita bisa menyediakan fasilitas tempat tinggal dan langkah ini menurut saya layak dicoba sebagai cara mendorong pendidikan berkualitas bagi mereka.” Tuturnya.

"Masalahnya disana tidak ada murid, tidak ada guru yang memiliki kualifikasi dibanyak sekolah sehingga kita tidak punya banyak pilihan," tambahnya.

Wilson juga mengatakan sangat sulit mendorong warga muda pribumi yang tinggal di masyarakat untuk kembali bersekolah dengan tingkat peluang kerja yang sangat terbatas. Lantaran mereka tahu, pendidikan yang mereka enyam tidak akan membuat mereka mendapat pekerjaan di komunitasnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement