Sabtu 02 Nov 2013 07:38 WIB

Awas, Tinta Tato di Australia Mengandung Racun

Red:
Tinta Tato diduga beracun
Tinta Tato diduga beracun

DARWIN -- Tato semakin popular di masyarakat Australia. Diperkirakan ada  lebih dari 3 juta warga Australia  yang menghias tubuhnya dengan tinta tato. Tapi seperti dibanyak tempat pada umumnya, ternyata di Australia pembuat tato  juga menggunakan tinta tato berbahaya.

Kekhawatiran itu mumcul karena penyelidikan yang dilakukan oleh ABC menunjukan sejumlah tinta tato yang dijual di Australia mengandung racun dan berpotensi karsinogenik.

Tinta tato tersebut mengandung polyaromatic hydrocarbons (PAHs) dalam tingkatan yang jauh melebihi  ambang batas yang ditentukan Eropa, selain itu juga mengandung racun yang dapat memicu kanker dan merusak DNA. Temuan ini  terungkap dalam riset yang dilakukan Pusat Riset Nasional Racun Lingkungan Australia,

'Beberapa tetes tinta tato yang kami tes ternyata kandungan konsentrasi racunnya jauh lebih tinggi,” Kata ilmuwan lingkungan Dr. Peta Neale.

Temuan ini sesuai dengan kajian serupa  di luar negeri, namun tetap saja industri tato semakin mendunia.

Selama 15 tahun lebih dari 1 juta warga Australia menorehkan tinta tato pertama ke tubuhnya dan terus kembali melakukanya. Menurut pakar kosmetik, Mary Dingley, hingga kini komposisi tinta tato tidak diketahui.

'Tinta itu tidak seperti cereal yang kita ambil dari rak supermarket, saat ini mereka tidak punya semua daftar bahan bahan yang digunakan. Sangat sulit mengetahui kandungan dari tinta tersebut.

Tinta tato tidak diperuntukan penggunaanny a untuk manusia di Australia. Mereka diimport sebagai bahan kimia industri dan hingga kini belum di analisa.

Di Australia tidak ada pengawasan terhadap penggunaan  tinta tato maupun penjualan  peralatan dan tinta tato juga tidak diatur. Studio tato kerap berpindahtangan atau  mendapat tato dari teman.

Dua dari 6 warga bertato di Brisbane Southbank  mengaku membuat tato tidak dengan ahlinya.

'Tato ini gratis, jadi cukup keren,” kata Jason  yang memiliki tato di lengan dan disekuju punggungnya.

'Teman saya yang membuatnya di rumah  dan dia memiliki alat pembuat tato dan semuanya,” ceritanya kembali.

Sementara Kayla(20) mengaku  di tato oleh abangnya dan hanya untuk  bersenang-senang.

Sekarang dia menderita alergi , tato di pahanya tampak kemerah-merahan.

'Rasanya gatal dan kulit saya mulai membengkak sedikit sehingga warna tintanya tampak seperti mau keluar,” tuturnya.

Insiden alergi ini juga memicu penelitian baru. 'Ketika kita  menyuntikan sesuatu dibawah kulit, sebenarnya kita memberi peluang sistem kekebalan tubuh untuk memperluas paparan dengan tubuh asing, dan semua hal bisa terjadi,” kata Marie Leger, profesor kesehatan kulit di Univesitas New York, yang menemukan 5% warga bertato mengeluh terkena alergi, terutama pada tinta tato warna merah.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement