KUALA LUMPUR -- Setelah Indonesia, giliran Malaysia yang protes atas tuduhan pemberitaan kegiatan mata-mata Australia di kawasan. Malaysia juga turut memanggil Duta Besar Australia untuk memberikan penjelasan.
Malaysia memanggil Duta Besar Amerika dan Australia terkait protes atas tuduhan kegiatan spionase yang dilakukan kedua negara di Asia.
Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman mengatakan negaranya pada Jum’at (1/11) telah memanggil Duta Besar Amerika dan Australia untuk merespon nota keberatan atas tudingan kegiatan mata-mata yang dilakukan oleh kedua kedutaan besar di Kuala Lumpur.”
Duta Besar AS diwakili oleh Wakil Duta Besar Lee McClenny, karena Duta Besar sedang keluar kota, demikian pernyataan Menlu tanpa memberikan keterangan lebih lanjut soal isi pertemuan tersebut.
Anifah Jum’at lalu juga bertemu dengan mitra kerjanya, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dalam kegiatan sampingan dalam pertemuan regional di Perth, dalam pertemuan itu ia menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas laporan itu yang memicu kemarahan dikalangan publik Malaysia.
"Dia lebih lanjut menyampaikan kegiatan spionase seperti itu tidak seharusnya dilakukan dikalangan negara yang bersahabat karena dapat merusak hubungan yang sudah ada,” demikian tulis pernyataan resmi yang diterbitkan Kementrian Luar Negeri Malaysia. Kedua pihak akan bekerjasama mengelola situasi dan menghindari isu ini berdampak pada hubungan bilateral kedua negara.
China dan Indonesia telah lebih dahulu meminta penjelasan atas laporan yang menyebutkan misi diplomatik Canberra digunakan untuk memonitor percakapan telpon dan mengumpulkan data sebagai bagian dari kegiatan pengawasan Amerika.
Indonesia juga telah memanggil kedua duta besar Australia dan Amerika Serikat, sementara Cina meminta klarifikasi dari kedua pihak.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menggambarkan kegiatan mata-mata itu sebagai tindakan yang tidak adil.
Reaksi dari negara-negara Asia Tenggara yang turut disebutkan didalam media Australia lebih sepi, namun demikian Thailand, Kamboja dan Myanmar memilih tidak mempersoalkan isu ini.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS, Jhon Kerry pekan ini mengakui kegiatan spionase Amerika terkadang memang berlebihan.
Belakangan Washington telah berusaha memperbaiki hubungannya dengan Asia untuk mengimbangi kekuatan Cina yang terus tumbuh.