REPUBLIKA.CO.ID, KIRKUK -- Para gerilyawan membom satu saluran pipa minyak utama di Irak utara Sabtu (2/11) pagi. Mereka juga menonaktifkan dan memaksa pemompaan dihentikan.
Tiga ledakan terjadi di sepanjang pipa, di Provinsi Nineveh yang membentang ke pelabuhan Turki, Ceyhan. Pemboman itu tidak menyebabkan korban jiwa.
Seorang pejabat perusahaan milik negara North Oil Co di Kota Kirkuk mengatakan, penghentian pemompaan disebabkan oleh kesalahan teknis. Perbaikan pun sedang dilakukan pada pipa. Sementara pemompaan diharapkan bisa dilanjutkan pada Ahad.
Para gerilyawan sering menyerang pipa yang menyalurkan secara signifikan ke pasar internasional. Irak sangat bergantung pada penjualan minyak mentah yang menyumbang 95 persen dari pendapatan pemerintah. Serta diperkirakan dua pertiga dari produk domestik bruto.
Irak melakukan upaya pencarian untuk secara dramatis meningkatkan produksi mereka dalam tahun-tahun mendatang.
Para pejabat bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi sembilan juta barel per hari pada 2017. Satu target yang Dana Moneter Internasional dan Badan Energi Internasional telah peringatkan bahwa itu adalah terlalu optimis.