Ahad 03 Nov 2013 00:35 WIB

Wanita Berprestasi Ini Dalangi Penculikan Anak Internasional, Siapa Dia?

Larissa Moskalenko (ilustrasi)
Foto: rupaper.com
Larissa Moskalenko (ilustrasi)

REPUBLIKA, SISILIA -- Kepolisian Italia berhasil membongkar jaringan penculikan anak yang melibatkan seorang wanita, mantan anggota pasukan khusus, dalam kasus jaringan penculikan anak internasional.

Larisa Moskalenko, 50, warga Ukraina pemenang medali perunggu Uni Soviet pada Olimpiade tahun 1988 di Seoul, Korea Selatan, ditangkap karena terlibat dalam jaringan yang penyeludupan anak dari Afrika Utara ke Eropa melalui Sisilia. 

Di Sisilia ini, Moskalenko mempunyai perusahaan penyewaan kapal, Sicily Rent Boat.

Menurut laman perusahaan tersebut, mantan juara itu merupakan seorang wanita yang 'terlahir dengan kekaguman yang luar biasa terhadap laut'. Di laman itu juga disebutkan berbagai prestasinya seperti medali emas di Kejuaraan Dunia Long Beach Amerika Serikat.

Kepolisian Palermo, Sisilia, telah menerbitkan gambar dirinya bersama tiga foto tersangka lainnya yang diantaranya juga mantan anggota pasukan khusus spetsnaz, Uni Soviet. 

Kasus ini mulai terungkap ketika kelompok ini menculik seorang anak dari Tunisia pada Oktober 2012 dan menyeludupkannya ke Norwegia, tulis sebuah laman Italia Il Sito Di Palermo.

Laman itu mengatakan, korban anak itu berusia lima tahun.

Kelompok ini diperkirakan dibayar puluhan ribu dolar untuk penculikan itu. Mereka menggunakan kapal boat kecepatan tinggi untuk menyeludupkan anak, yang kedua orang tuanya sedang dalam proses perceraian.

Operasi mereka untuk kedua kali terungkap pada November 2012, saat kepolisian berhasil memonitor percakapan perusahaan Moskalenko, kata BBC.

Tiga tersangka lain yang sudah ditangkap bernama Luigi Cannistraro, Antonio Barazza dan Sebastiano Calabrese.

Sementara dua warga negara Norwegia dan Swedia juga ditangkap di Tunisia. Mereka Elisabeth Wenche Adresen, Martin Vage dan Per Ake Helgesson.

Kepolisian menjelaskan, mereka juga telah merencanakan penculikan di Siprus, Lebanon dan Mesir.

sumber : Daily Mail
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement