REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Belakangan ini dunia dihebohkan oleh aktivitas penyadapan Amerika Serikat terhadap para pemimpin dunia termasuk sekutunya sendiri, seperti Jerman.
Sejarah spionase AS sudah berakar lama dan mengalami puncaknya saat aktivitas itu membawa negara ini menjadi negara adi daya terkuat di dunia.
Salah satu operasi rahasia yang cukup mencengangkan adalah Operation Paperclip atau operasi Jepit kertas.
Operasi ini dikomandoi Office of Strategic Services (OSS) bertujuan merekrut para Nazi Jerman untuk bekerja di AS setelah Perang Dunia II (1939-45).
Operator kegiatan ini adalah Joint Intelligence Objectives Agency (JIOA) dalam konteks Perang Dingin (1945-1991).
Dalam konteks itu, tujuannya yang lain adalah mencegah keahlian ilmuan Nazi Jerman dimanfaatkan Uni Soviet maupun sekutu AS sendiri, Inggris dan negara baru Jerman Timur dan Jerman Barat.
Walaupun operasi ini dilakukan setelah kemenangan sekutu pada 8 Mei 1945, Presiden Harry Truman saat itu tidak memerintahkannya secara langsung sampai Agustus 1945.
Pemanfaatan maupun ekploitasi para narapidana penjahat perang Nazi ini menjadi bertolak belakang dengan pemburuan para penjahat perang Nazi lainnya.
Tapi, AS berhasil mengambil keuntungan dengan kemenangan sekutu, salah satunya dengan memanfaatkan keahlian ahli roket Nazi Wernher von Braun untuk membawa negara ini ke bulan, satu-satunya negara yang mampu mengirimkan astronotnya.
Sebelumnya, AS juga berhasil memanfaatkan keahlian warga kelahiran Jerman lainnya dalam bidang bom atom, Albert Einsten. Hanya saja Einstein merupakan orang Yahudi yang terusir oleh Nazi.