Senin 04 Nov 2013 10:28 WIB

Pakistan Tinjau Kembali Hubungan dengan AS

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Didi Purwadi
Aksi kekerasan melanda Pakistan (ilustrasi)
Foto: EPA/Waheed Khan
Aksi kekerasan melanda Pakistan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR -- Pemerintah Pakistan menyatakan akan meninjau ulang hubungan dengan Amerika Serikat. Demikian pernyataan kantor perdana menteri dikutip dari Reuters.

Sebelumnya Pakistan mengecam pembunuhan pemimpin Taliban, Hakimullah Mehsud, dalam sebuah serangan pesawat tak berawak. Ia tewas ketika berada di markas Taliban di Waziristan Utara yang berbatasan dengan Afghanistan.

Mehsud selama ini dianggap sebagai dalang utama tewasnya ribuan warga sipil dan anggota pasukan keamanan Pakistan. Hanya saja pemerintahan baru Perdana Menteri, Nawaz Sharif, mencoba membuka pembicaraan damai dengan Taliban.

Tak heran, pemerintah Pakistan menilai pembunuhan Mehsud adalah upaya AS menggagalkan pembicaraan. Pemerintah juga telah memanggil duta besar AS pada Sabtu (2/11).

''Pembunuhan Hakimullah adalah pembunuhan dari upaya perdamaian,'' kata Menteri Dalam Negeri Pakistan, Chaudhry Nisar, dikutip dari Reuters pada Ahad.

Padahal, tutur dia, pemerintah masih ingin melakukan pembicaraan. Ia bahkan yakin AS ingin Pakistan dalam kondisi tak aman.

Beberapa politisi malah menyerukan agar jalur pasokan AS ke Afghanistan diblokir dalam menanggapi serangan itu.

Imran Khan, politisi dimana partainya mengontrol provinsi Khyber Pakhtunkhwa, mengancam menutup jalur truk logistik ke Afghanistan. ''Dialog telah rusak akibat serangan pesawat tak berawak,'' ucap Imran.

Pakistan selama ini memiliki arti penting bagi jalannya perang di Afghanistan. Hal ini karena Pakistan merupakan jalur utama pasokan, baik makanan, minuman hingga bahan bakar pasukan AS di Afghanistan.

Penutupan rute bisa menjadi gangguan serius ketika pasukan AS dan NATO bersiap menarik diri dari Afghanistan akhir 2014.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement