REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel, pada Ahad kemarin, membuka tender pembangunan 1.859 rumah untuk pemukim Yahudi. Tindakan itu membuat marah Palestina menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri John Kerry --yang ditujukan untuk mendorong majunya proses perundingan Israel-Palestina.
Dokumen-dokumen, yang disiarkan di situs Israel Land Authority milik pemerintah, seperti dilansir AFP, Senin (4/11), menunjukkan bahwa sebanyak 1.031 rancangan telah ditawarkan oleh kementerian perumahan dan pembangunan Israel di wilayah Tepi Barat yang diduduki dan 828 lainnya di wilayah Yerusalem timur yang dicaplok Israel.
Lembaga pengawas permukiman, Peace Now, mengatakan dibukanya tender pembangunan itu merupakan tahap terakhir dalam proses birokrasi Israel dan rumah-rumah kemudian bisa dibangun dalam waktu dekat. "Dalam beberapa bulan mendatang, mereka akan memilih pemenang tender dan para kontraktor yang berhasil mendapatkan proyek itu bisa mulai melakukan pembangunan beberapa minggu (setelahnya)," kata Hagit Ofran dari Peace Now.
Palestina, yang selama ini menganggap bahwa kegiatan-kegiatan pembangunan permukiman sebagai hambatan terbesar bagi penyelesaian konflik Israel-Palestina --yang telah berlangsung selama beberapa dekade-- telah mengancam akan menempuh jalan menuju Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa berkaitan dengan tindakan terbaru Israel itu.
"PLO sedang mempertimbangkan mekanisme untuk pergi ke Dewan Keamanan dan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam menentang keputusan-keputusan baru Israel ini, terutama dengan adanya resolusi-resolusi yang menganggap pembangunan permukiman sebagai tindakan ilegal," kata anggota senior Organisasi Pembebasan Palestina Wassel Abu Youssef kepada AFP, tanpa memberikan rincian.
Menlu AS John Kerry ketika berbicara di Kairo pada tujuan pertama dari rangkaian lawatan yang dijadwalkannya berlangsung selama 11 hari --termasuk ke Israel dan wilayah-wilayah Palestina-- pada hari Minggu berupaya menurunkan kekhawatiran bahwa perundingan perdamaian itu terputus.
"Saya tetap memiliki harapan, dan kami akan menjalankan upaya di Amerika Serikat untuk memajukan proses ini secara adil, berimbang yang menggambarkan betapa sulitnya masalah ini," ujarnya.
Ia menekankan bahwa Washington tetap bertekad untuk membantu pihak-pihak mencapai kesepakatan damai, namun mengakui adanya ketegangan baru-baru ini menyangkut rencana yang dinyatakan Israel untuk membangun rumah-rumah permukiman.
"Tidak bisa dipungkiri ... bahwa permukiman telah mengganggu persepsi orang tentang apakah mereka serius dan berjalan di jalur yang benar," katanya.
Setelah terhenti selama hampir tiga tahun, Kerry mendekati Israel dan Palestina pada akhir Juli untuk membangkitkan kembali perundingan, yang ditujukan untuk mencapai kesepakatan pembentukan dua negara yang hidup berdampingan.
Pada Rabu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Dalam Negeri Gideon Saar dilaporkan telah menyetujui pembangunan 1.500 rumah baru di permukiman Yerusalem timur, Rama Shlomo.
Kabar itu muncul tidak lama setelah Israel mulai membebaskan 21 tahanan Palestina ke Tepi Barat dan lima lainnya ke Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, berdasarkan komitmen terkait upaya perdamaian yang ditengahi AS. Hal yang sama terjadi pada 13 Agustus lalu, yaitu ketika 26 tahanan dibebaskan dan Israel mengumumkan pembangunan lebih dari 2.000 rumah baru, yang sebagian besar terletak di Yerusalem timur.