ADELAIDE -- Dua pelajar asal Indonesia, Ratna Rintaningrum dan Raina Shauki baru-baru ini mendapatkan penghargaan di Adelaide, ibukota negara bagian Australia Selatan di bidang yang mereka tekuni masing-masing.
Ratna Rintaningrum yang sedang menempuh pendidikan doktoral di Universitas Flinders mendapatkan penghargaan Mahasiswa Internasional Terbaik 2013 di bidang Prestasi Akademik Pasca Sarjana.
Penghargaan untuk Ratna diserahkan langsung oleh Gubernur negara bagian Australia Selatan Kevin Scarce di Gedung Parlemen di Adelaide.
Dalam studi yang dilakukannya, Ratna sedang menulis tesis doktoral mengenai perubahan persepsi mengenai bahasa Inggris yang sedang berubah dari sekedar sebuah bahasa asing di dunia ini menjadi bahasa global.
Dari hasil penelitiannya ini nantinya bisa digunakan sebagai model untuk mengembangkan pengajaran bahasa Inggris di Indonesia maupun di berbagai universitas lain di Asia.
Dalam rilis yang dikirim Study Adelaide, lembaga yang mengurusi para mahasiswa asing di Adelaide kepada ABC, disebutkan bahwa selain studi, dalam kegiatan sehari-hari, Ratna juga menghabiskan waktu untuk mempromosikan Indonesia sebagai bagian dari kehidupan multi budaya di Adelaide.
Untuk kegiatan ini, Ratna juga sudah pernah mendapatkan berbagai penghargaan lain seperti Penghargaan Multikultur 2013, dan penghargaan di Parade Hari Australia di tahun 2012.
Selain Ratna Rintaningrum, seorang pelajar lainnya, Raina Shauki yang masih menempuh pendidikan Kelas 12 di Sekolah Menengah Glenunga Internasional juga mendapatkan penghargaan.
Raina mendapatkan penghargaan karena hasil ujiannya dalam bahasa Inggris dan Perancis mencapai salah satu hasil tertinggi di sekolahnya.
Raina (17) yang memiliki orang tua yang berasal dari Indonesia pindah ke Adelaide ketika berusia 5 tahun.
Sebagai bagian dari ujian akhirnya di Glenunga, Raina mengambil pelajaran bahasa Prancis sebagai bahasa ketiga yang dipelajarinya, setelah Indonesia dan Inggris.
Raina mendapatkan nilai A untuk pelajaran bahasa Prancis tersebut sehingga mendapatkan penghargaan siswa berprestasi karena dari 20 orang di sekolahnya yang mengikuti ujian "nasional" bahasa Prancis hanya 4 orang yang mendapatkan nilai A.