PERTH -- Aksi ini terinspirasi dari kunjungan seorang pengrajin roti Australia ke perbatasan antara Thailand dan Myanmar agar membantu membangun usaha buat panti asuhan setempat.
Pengrajin roti dari Sydney, Paul Allam, mendirikan dan mendanai Bread and Butter Project yang bertujuan untuk mendukung dan membantu para pengungsi di Australia membangun usaha.
Allam yang sudah berpengalaman belasan tahun dan memiliki sejumlah toko roti di Sydney memilih menularkan keahliannya kepada para pengungsi cara membuat roti.
Dia terinspirasi saat diundang mengunjungi panti asuhan di Mae Sot, sebuah lokasi yang terletak di perbatasan dua negara Thailand dan Myanmar.
Di sana dia diminta mengajari pengungsi perempuan agar bisa membantu panti dan kaum perempuan.
“Saat kembali ke Australia, saya memikirkan cara itu dan bagaimana model tersebut akan sangat luar biasa digunakan membantu para pengungsi yang datang ke Australia,” ungkap Allam.
Dia lalu mengumpulkan sejumlah temannya agar bisa melaksanakan niat itu.
“Saya tidak pernah berfikir sebagai sebagai pengrajin roti, saya bisa menularkan keahlian saya untuk membantu seperti halnya seorang dokter atau insinyur,” lanjutnya lagi.
Alam dan temannya membagikan semua resep yang dia ketahui, termasuk cara memahami pasar dan pembeli serta akuntansi.
Kini roti produksi para pengungsi itu dijual dan keuntunggannya digunakan untuk mendanai toko roti.
Aksinya mendapat tanggapan sangat positif kendati Allam menyampaikan kalau kerap mendapat kesulitan untuk menjalankan organisasi non profit.
Dia harus bisa menghadapi sejumlah tantangan, diantaranya melibatkan orang-orang dari berbagai latar belakang.
“Buat saya, ini adalah proses pembelajaran yang sesungguhnya,” jelas Allam.