MELBOURNE -- Sebuah laporan badan properti Australia mengungkapkan harga rumah di Melbourne tetap mahal kendati ribuan rumah tidak ditinggali.
Laporan itu sekaligus membantah anggapan umum kalau minimnya dan kurangnya unit perumahan bisa mendorong lonjakan harga sewa dan properti. Data resmi dan data lembaga swasta terbaru menunjukkan lonjakan harga rumah di ibu kota mendekati delapan persen setahun.
Mayoritas analis memperkirakan capaian ini karena suku bunga rendah dan pasokan properti yang ketat disejumlah kota terbesar Australia. Tapi lembaga Prosper Australia berpendapat jika pasokan properti yang ketat bukan karena tidak cukup bangunan perumahan, namun karena terlalu banyak yang dibiarkan kosong.
Peneliti Prosper, Philip Soos, mengatakan hanya di bawah 1 persen saja dari rumah tinggal di Melbourne yang kosong dan 4 persen lainnya berpotensi kosong.
Angka yang disebutkan Soos berdasarkan pada jumlah properti yang tidak ada dan menggunakan sedikit sumber air tahun lalu. “Untuk rumah tinggal, kami menemukan sekitar 12.500 properti tidak menggunakan air pada 2012,” ujarnya.
Sementara 64 ribu bangunan menggunakan kurang dari 50 liter air sehari. Soos mengatakan banyak para pemilik sengaja membiarkan propertinya kosong dan tidak disewakan, mengingat harga sewanya rendah.
Mereka juga lebih mengharapkan keuntungan dari kenaikan nilai properti. "Kenaikan pajak tanah berefek mengurangi pendapatan sewa dan memangkas pertumbuhan modal dan nilai tanah property,” katanya.