Rabu 06 Nov 2013 09:57 WIB

Krisis Kemanusiaan di Suriah Makin Parah

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Didi Purwadi
Pengungsi Suriah di Desa Al Marj, Lembah Bekaa, Lebanon.
Foto: EPA/Lucie Parsaghian
Pengungsi Suriah di Desa Al Marj, Lembah Bekaa, Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perang sipil yang panjang di Suriah semakin mengkhawatirkan. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan jumlah angka korban peperangan semakin meningkat. Sekira 40 persen dari jumlah populasi di negeri itu membutuhkan bantuan kemanusian secepatnya.

Kepala Bidang Kemanusian PBB, Valerie Amos, menerangkan saat ini sekira 9,3 juta penduduk di Suriah terancam kelaparan akibat minimnya kebutuhan hidup. Jumlah tersebut meninggi dari 6,8 juta pada September 2012.

Dalam laporan di forum 15 anggota Dewan Keamanan PBB, Amos mendesak agar internasional gotong royong menyudahi bencana kemanusian tersebut.

''Situasi di Suriah semakin memburuk dan tidak bisa terelakkan (jika perang sipil terus berlanjut),'' kata dia.

Seperti dilansir Aljazirah pada Selasa (5/11), Amos juga menyampaikan peningkatan tunawisma. Saat ini tercatat 6,8 juta warga Suriah tidak punya tempat tinggal. Angka itu jauh meningkat dari 4,25 juta di tahun lalu.

''Kami meminta DK PBB menekan pemerintahan di Damaskus menjamin perlindungan sipil dan menjamin (tersedianya) fasilitas sipil lainnya,'' kata Juru Bicara Amos, Amanda Pitt.

Konflik Suriah telah berjalan lebih dari 31 bulan. Menjadikan perang itu sebagai bencana kemanusian terbesar sepanjang abad 21.

Tercatat sedikitnya 120 ribu orang tewas. Enam juta penduduk lainnya memilih hengkang ke negara tetangga. Upaya perdamaian pun kerap gagal dilakukan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement