Rabu 06 Nov 2013 20:06 WIB

Warga Aborigin Didorong Berhenti Merokok

Red:
Warga Aborigin
Warga Aborigin

SYDNEY -- Sekelompok pekerja kesehatan tengah melancarkan kampanye berhenti merokok bagi kaum aborigin Australia, yang persentase perokoknya lebih tinggi dibanding keseluruhan perokok di negara tersebut. 

Data biro statistik Australia tahun 2008 menunjukkan bahwa hampir 50 persen kaum pria aborigin dan 45 persen perempuan aborigin merokok.

Persentase ini menunjukkan bahwa lebih banyak dari kalangan bumiputra aborigin yang merokok dibanding yang lainnya, karena data yang sama juga menyebutkan bahwa dari seluruh populasi Australia, hanya ada 23 persen perokok pria dan 19 persen perokok perempuan. 

Untuk menyikapi banyaknya perokok di kalangan bumiputra, sekelompok pekerja di bidang kesehatan tengah meluncurkan kampanye untuk mendorong kalangan bumiputra untuk berhenti merokok. 

Kampanye tersebut berjudul The Tomorrow's Dream, dan dilakukan melalui televisi dan radio. Dua tokoh bumiputra terkenal: aktor Kylie Farmer dan pemain hoki Nathan McGuire, menjadi bintangnya. 

Keduanya menggunakan bahasa yang dimengeriti kalangan bumiputra dan mendorong masyarakat agar mempertimbangkan manfaat berhenti merokok, terutama bagi anak-anak. 

Hayley Matthews, koordinator tim Population Health dinas kesehatan Aborigin di Australia Barat, mengatakan bahwa kampanye tersebut tidak dimaksudkan bersifat mengancam, tapi untuk mempromosikan perilaku sehat. 

"Siapa yang tidak ingin keluarganya lebih sehat dan menghemat lebih banyak uang," jelasnya. 

Kampanye yang menjelaskan manfaat berhenti merokok untuk perokok, keluarga perokok dan penghematan biaya tersebut akan disiarkan di televisi dan radio komersil dan juga disebarkan melalui program-program temu langsung di daerah-daerah metropolitan. 

Pesan kampanye ini sederhana: "Lingkungan bebas asap rokok untuk anak-anak dan mengingatkan bahwa bila kita merokok, anak-anak ikut merokok," jelas Matthews. 

Menurutnya kesuksesan kampanye ditentukan dengan berbagai cara, seperti memonitor jumlah telepon yang masuk ke hotline berhenti merokok Quitline dan melalui itu, bisa dilihat apakah penelepon bisa memngingat pesan kampanye. 

Yang paling menjadi sumber kekhawatiran adalah persentase perempuan hamil yang merokok, yaitu sekitar 50 persen, dan tidak terlihat adanya kemungkinan ini akan menurun. 

"Saat ini ada budaya mempermalukan dan ada juga budaya mempermalukan bagi perokok," jelas Matthews, "Kita ingin menekankan manfaat berhenti merokok dan bukan berfokus pada mempermalukan tindakan merokok." 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement