Rabu 06 Nov 2013 22:40 WIB

Bom Mortir di Damaskus, Tiga Orang Tewas

 Tentara Suriah berjalan di antara bangunan yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.
Foto: EPA/STR
Tentara Suriah berjalan di antara bangunan yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Dua bom mortir menghantam satu daerah yang dipenuhi orang di jantung Ibu Kota Suriah, Damaskus, menewaskan tiga orang dan melukai sejumlah orang lagi, kata media setempat.

Kedua bom mortir itu mendarat di Daerah Al-Hijas di pusat kota Damaskus pada Rabu (6/11), kata laporan tersebut, tanpa memberi perincian lebih lanjut, seperti dilaporkan Xinhua.

Dalam satu serangan terpisah pada Rabu, kantor berita resmi Suriah, SANA, menyatakan empat murid sekolah dasar cedera terkena pecahan bom mortir di Kabupaten Az-Zahara di Damaskus. Ditambahkannya, serangan tersebut juga menimbulkan kerusakan materil.

Sementara itu, pertemuan tiga-pihak antara PBB, Rusia, dan Amerika Serikat gagal menetapkan tanggal bagi pembicaraan perdamaian Suriah yang tertunda di Jenewa, kata Utusan Khusus Gabungan PBB-Liga Arab untuk Suriah Lakhdar Brahimi, Selasa (5/11).

"Kami mulanya berharap kami akan berada pada posisi bisa mengumumkan satu tanggal pada hari ini. Sayangnya, tidak," kata Brahimi dalam keterangannya.

Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah serangkaian pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov dan Gennady Gatilov, Wakil Menteri Luar Negeri AS Urusan Politik Wendy Sherman, dan delegasi dari tiga lagi anggota tetap Dewan Keamana PBB, serta tetangga Suriah. "Kami masih berjuang untuk melihat apakah kami dapat menyelenggarakan konferensi tersebut sebelum akhir tahun ini," katanya.

Tujuan konferensi yang dinamakan Jenewa II itu ialah mempertemukan semua pihak dalam konflik Suriah, pemerintah dan oposisi. Meski pun Damaskus sudah menyampaikan kesediaan untuk memasuki perundingan dengan oposisi dalam pembicaraan tersebut, oposisi dukungan Barat tetap terpecah mengenai keikut-sertaan mereka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement