REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA – Demokrasi di kawasan ASEAN dinilai telah tumbuh dan akan terus berkembang. Hal tersebut dapat dilihat dari sinergi antara demokrasi, perdamaian, dan stabilitas di kawasan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan ada cita-cita bersama yang ingin dicapai. Yakni membentuk suatu komunitas yang mencakup pengembangan demokrasi, hak azasi manusia (AM) dan pemerintahan yang baik.
Menurut dia, demokrasi di negara-negara ASEAN telah dan akan terus berkembang secara bertahap. Dalam pandangannya, demokrasi di kawasan telah tumbuh tanpa menimbulkan gejolak kekerasan dan keamanan, atau memberikan dampak ekonomi yang negatif.
"Arsitektur demokrasi di wilayah telah berkembang bahkan berubah dengan cara yang paling mendasar. Proses tersebut terjadi tanpa gejolak kekerasan dan keamanan dan dampak ekonomi. Sebaliknya, secara keseluruhan, transformasi telah berkembang secara damai," katanya saat memberikan sambutan pada pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) VI, di Nusa Dua, Bali, Kamis (7/11).
Dengan perkembangan demokrasi di kawasan, ia melanjutkan, negara-negara ASEAN sepatutnya bersyukur karena telah menunjukkan progress positif. Sebab, di negara lain terkadang terjadi kegagalan untuk menerapkan demokrasi. Bahkan seringkali menimbulkan ketegangan pada geo politik dan keamanan global.
"Kawasan Asia Pasifik, termasuk Asia Tenggara, telah menjadi bukti adanya hubungan antara demokrasi dan pembangunan, serta antara demokrasi dengan perdamaian dan stabilitas," katanya.