REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Jimmy Carter mendekati usia 90 tahun dan hampir mencapai kemenangan dalam kiprahnya selama 15 tahun memerangi infeksi yang disebarkan oleh lalat rumah yang menyebabkan kebutaan pada jutaan anak di negara berkembang.
Penyakit kebutaan bernama trakoma itu pernah mengancam keluarganya dan para tetangga pada masa kanak-kanaknya di daerah pertanian Georgia, Amerika Serikat.
"Jika Anda mengunjungi desa, sangat sering kita melihat anak-anak dari jarak jauh dan mengira mereka memakai kacamata," kata Carter.
"Ketika semakin dekat dengan mereka, kita akan melihat di mata anak-anak itu ada lingkaran lalat yang menghisap cairan mata mereka,'' katanya. ''Ini menimbulkan penyakit tersebut. Bahkan, mereka tidak tahu bahwa seharusnya mereka mencuci muka."
Atas kerja sama Carter Center dan Lembaga Prakarsa Trakoma Internasional yang didirikan oleh perusahaan obat Pfizer pada 1998, kebutaan terkait penyakit trakoma telah berhasil dihapuskan di Maroko dan Ghana.
Namun, kebutaan trakoma masih mengancam sejumlah negara seperti Etiopia. Sepertiga jumlah penduduk Etiopia terancam penyakit itu.
Carter mengatakan upaya pencegahan penyakit trakoma penting dilakukan dengan cara mencuci muka, operasi, pemberian antibiotik dan mencegah agar kotoran manusia tidak menjadi tempat berkembang biak lalat-lalat tersebut.
"Tujuan akhir kami adalah menghapuskan kebutaan trakoma dari muka bumi pada 2020," ujar mantan presiden Amerika Serikat itu.
Hisap Cairan Mata
Trakoma adalah penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah. Penyakit ini menimpa lebih dari 20 juta warga dunia.
Beberapa di antara mereka yaitu 2,2 juta mengalami gangguan penglihatan. Sedangkan, sebanyak 1,2 juta lainnya sudah mengalami kebutaan. Demikian menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Penyakit tersebut disebabkan oleh lalat rumah yang tertarik pada cairan mata. Mereka menularkan bakteri klamidia dan makin menempel akibat tersentuh jari, handuk dan benda-benda lain.
Jika bertahun-tahun tidak dirawat, trakoma bisa menyebabkan kelopak mata terbalik ke dalam mencederai kornea dan menyebabkan kebutaan.
Penyakit tersebut sudah dimusnahkan di AS pada 1970an, tetapi masih mengancam sekitar 320 juta orang di seluruh dunia. Itu khususnya penduduk di negara-negara sedang berkembang.