REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat, Rabu (6/11), mengindikasikan siap untuk mencabut sanksi-sanksi terhadap Rwanda jika memutus semua hubungan dengan pemberontak M23 Kongo.
Washington telah menjauhkan dirinya dari sekutu Rwanda sejak Juli 2012 dengan membekukan bantuan militer 200.000 dolar AS. Washington menjatuhkan sanksi dalam upaya mendesak Presiden Paul Kagame mengakhiri dukungannya terhadap pemberontak Tutsi M23 yang menyerah pada Selasa.
Pada bulan lalu, Washington menjatuhkan sanksi kepada Rwanda atas dugaan dukungannya terhadap pemberontak Kongo yang merekrut tentara anak-anak ke dalam barisan mereka.
PBB bersama Republik Demokratik Kongo dan Amerika Serikat menuduh Rwanda memberikan dukungan militer kepada pemberontak M23.
"Jika ternyata bahwa Rwanda tidak lagi terlibat dalam kegiatan tersebut, jika ternyata peran mereka di sini telah positif... maka tentu kita akan meninjau apakah sesuai untuk melanjutkan sanksi ini," kata Utusan Khusus AS untuk Great Lakes, Russ Feingold, dalam konferensi telepon.
Feingold mengakui bahwa Washington tidak yakin dukungan Kigali untuk M23 itu telah benar-benar berhenti.
Ia menyerukan penyelidikan berdasarkan fakta sehingga mereka bisa benar-benar mempercayai bahwa Rwanda telah menghentikan dukungannya terhadap M23.
Rwanda dan Uganda sepakat menghentikan dukungan membantu memfasilitasi M23 dalam pergeseran terbaru dalam konflik yang berkepanjangan.
Kedua negara berada di bawah tekanan diplomatik intens untuk menghentikan dukungan kepada para pemberontak.