REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Anggota-anggota parlemen Nigeria, Kamis (7/11), menyetujui permintaan Presiden Goodluck Jonathan memperpanjang keadaan darurat di wilayah bergolak timurlaut selama enam bulan lagi untuk mengatasi kekerasan militan.
Para senator di majelis tinggi parlemen menyetujui dengan suara bulat permintaan Jonathan. Mereka sepakat memperpanjang keadaan darurat di negara-negara bagian Adamawa, Borno dan Yobe dengan ketentuan dan kondisi yang sama.
Keadaan darurat diberlakukan di ketiga wilayah itu pada Mei sebagai bagian dari upaya pemerintah mengendalikan serangan gerilyawan Boko Haram.
Pada 15 Mei, sehari setelah dekrit Jonathan dikeluarkan, militer mengumumkan peluncuran operasi besar-besaran yang bertujuan mengakhiri kekerasan militan. Militer menempatkan ribuan prajurit tambahan dan kekuatan udara di wilayah timurlaut.
Dalam surat yang dikirim ke anggota-anggota parlemen Nigeria pada Rabu, Jonathan mengatakan bahwa militer telah mencapai keberhasilan berarti dalam mengendalikan kegiatan militan. Namun, sejumlah tantangan keamanan masih ada.
''Untuk itu, keadaan darurat perlu diperpanjang selama enam bulan lagi yang akan mulai berlaku pada 12 November,'' katanya.