REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Otoritas Keamanan Makanan AS mengambil kebijakan yang membatasi penggunaan lemak trans. Kandungan zat itu dinilai mengancam kesehatan.
Lemak trans yang juga dikenal sebagai bagian dari minyak berhidrogran, tidak lagi secara umum dianggap aman dalam makanan. Lembaga Makanan dan Obat AS (FDA) mengatakan, pembatasan itu dapat mencegah 7.000 kematian dan 20 ribu serangan jantung di AS setiap tahun.
FDA membuka 60 hari periode konsultasi untuk rencana tersebut. Mereka secara bertahap akan menghilangkan kandungan lemak trans pada makanan.
"Sementara konsumsi lemak trans yang merusak telah menurun dalam dua dekade terakhir di AS, tapi kondisi sekarang membuat kekhwatiran signifikan dalam kesehatan publik," ujar Komisioner FDA, Margaret Hamburg dikutip BBC, Kamis (7/11).
Jika rencana itu sukses, maka minyak trans akan dianggap sebagai candu dalam makanan dan tidak akan digunakan kecuali mendapat persetujuan dari otoritas. Aturan tersebut tidak akan berlaku bagi lemak trans yang terkandung alami dalam makanan. Kandungan lemak trans dalam jumlah rendah, ada dalam daging dan produk ternak.
Lemak trans buatan biasanya digunakan dalam proses pembuatan makanan dan di restoran untuk menambah rasa. Lemak itu terbentuk saat hidrogen ditambahkan dalam minyak sayur yang membuatnya solid.
Ahli nutrisi telah lama mengkritik penggunaan tersebut. Mereka menilai hal itu berkontribusi pada penyakit jantung, lebih besar dari lemak jenuh.