Jumat 08 Nov 2013 21:20 WIB

Indonesia dan Australia Buat Perahu Pencari Suaka Bermasalah

Red:
Perahu pencari suaka bermasalah
Perahu pencari suaka bermasalah

CANBERRA -- Pemerintah Australia menolak memberi keterangan rinci tentang sebuah operasi penyelamatan perahu pencari suaka yang melibatkan Indonesia dan negaranya. 

Dalam keterangan tertulis kepada media, Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison menyatakan, "Pihak berwenang Australia tengah bekerjasama dengan Indonesia terkait sebuah kapal yang meminta pertolongan, karena kapal tersebut berada dalam zona penyelamatan Indonesia." 

Kebijakan pemerintah Australia adalah hanya memberi informasi rinci mengenai operasi perlindungan perbatasan saat diadakan konferensi pers mingguan, yang diadakan Jumat (08/11/2013).

Jurubicara Oposisi bidang Imigrasi, Richard Marles, mendesak Morrison untuk tidak menunda-nunda pemberian informasi.

"Ini benar-benar gambaran budaya kerahasiaan Pemerintahan Koalisi mengenai isu perlindungan perbatasan dan perahu pencari suaka. Australia seharusnya tidak sekadar terlibat dalam sebuah penyelamatan, atau terlihat terlibat. Kita justru mendengar ini awalnya dari pihak berwenang Indonesia, dan bukan dari pemerintah kita sendiri," ucapnya.

Sejak memerintah bulan September 2013, Pemerintahan Koalisi pimpinan Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan bahwa mereka tidak akan memberikan keterangan setiap hari mengenai kedatangan kapal pencari suaka ke Australia maupun upaya penyelamatan yang dilakukan.

Pemerintah hanya akan memberikan keterangan kepada pers seminggu sekali, dengan alasan mereka tidak mau memberikan informasi yang bisa digunakan oleh para penyeludup manusia.

Namun langkah ini dikritik oleh pihak oposisi, Partai Buruh, terutama berkenaan dengan upaya penyelamatan bila ada kapal pencari suaka yang mengalami masalah di tengah laut.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement