REPUBLIKA.CO.ID, Sub-halaman dari Istana, kediaman resmi Presiden Singapura Tony Tan, mengalami gangguan pada Jumat (8/11). Begitu pernyataan dari pejabat telekomunikasi tanpa merinci gangguan tersebut.
Peretasan itu terjadi sekitar satu jam setelah laman Perdana Menteri Lee Hsien Loong memunculkan pesan ejekan dan gambar dari Anonymous, yang menuntut pencabutan aturan yang mengharuskan website berita di Singapura untuk mendapatkan izin setiap tahunnya.
Aturan yang berlaku mulai Juni tersebut telah memantik kemarahan di kalangan blogger dan aktivis yang mengatakan aturan itu merupakan produk untuk mengekang kebebasan mereka.
Gambar itu juga bertuliskan pesan "JIAK LIAO BEE!" yang merupakan kalimat kasar dalam bahasa Cina Hokkien. Berbeda dengan peretasan terhadap website perdana menteri, tidak ada indikasi keterlibatan kelompok Anonymous dalam serangan terhadap halaman Istana.
"Baik website Kantor Perdana Menteri dan Istana masih berfungsi dan kami akan segera mengembalikan halaman yang mengalami gangguan sesegera mungkin, hal itu masih dalam penyelidikan," kata Otoritas Pengembangan Infocomm Singapura (IDA) dalam pernyataan.
"Kami akan memperketat pengamanan terhadap seluruh website pemerintah, termasuk pengecekan dan memperbaiki kerentanan terhadap pembobolan piranti lunak," katanya.
Peretasan ganda itu terjadi setelah Perdana Menteri Lee mengatakan bahwa pemerintahnya akan berupaya tanpa henti dalam memberantas kelompok Anonymous yang anggotanya mengancam untuk berperang cyber dengan pemerintah.
Seorang yang mengklaim dari Anonymous pekan lalu mengancam akan melancarkan serangan dalam rangka protes terhadap aturan perijinan yang diberlakukan terhadap laman berita itu.
Dalam video yang diunggah ke YouTube pada 31 Oktober, seorang yang berbicara dengan suara yang disamarkan dengan komputer dan memakai topeng mengatakan akan berperang dengan pemerintah Singapura.
Sehari kemudian seorang yang mengklaim berafiliasi dengan Anonymous meretas blog resmi koresponden teknologi harian Straits Time.
Para peretas juga mengancam serangan berikutnya akan dilakukan terhadap infrastruktur teknologi jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Singapura memang terkenal mengatur media tradisional secara ketat, namun mengelak bahwa aturan baru terhadap laman berita itu tidak akan berdampak terhadap kebebasan berinternet.