REPUBLIKA.CO.ID,JAARTA--Waktu pelaksanaan Konferensi Jenewa II sejauh ini tak bisa ditetapkan akibat penentangan dari oposisi Suriah, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Jumat.
"Selama pembahasan masalah praktis, termasuk waktu dan aspek lain penyelenggaraan, kami sejauh ini tak bisa mencapai kesepakatan sebab oposisi (Suriah) belum siap untuk menghadiri konferensi tanpa prasyarat," kata Lavrov kepada wartawan setelah pembicaraannya dengan Lamberto Zannier, Sekretaris Jenderal Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE).
Diplomat senior Rusia tersebut mengingatkan tak ada yang baru dalam prasyarat yang diusulkan oleh oposisi garis keras Suriah --penyingkiran Presiden Bashar al-Assad sebelum pembicaraan dapat dimulai. Moskow kembali menyatakan prasyarat itu bertolak-belakang dengan gagasan Rusia-AS bagi Konferensi Jenewa II dan Komunike Jenewa Juni 2012.
Lavrov menambahkan Koalisi Nasional Suriah (SNC) tak bisa menjadi wakil tunggal oposisi dalam konferensi itu, sebab menurut pendapat Rusia, kelompok itu tak memiliki mayoritas di dalam oposisi Bashar, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam.
"Kami telah yakin beberapa kali bahwa SNC tak dapat benar-benar menjadi kelompok pemersatu bagi semua oposisi Suriah," katanya.
Rusia telah mengundang wakil dari semua kelompok oposisi Suriah untuk datang ke Moskow guna mengadakan perundingan tak resmi yang tidak mengikat, kata menteri itu.
Sementara itu pasukan Suriah merebut sebagian pangkalan militer, yang dikuasai gerilyawan pada awal tahun ini, dalam pertempuran seru di dekat Bandar Udara Internasional Aleppo, kata kelompok pemantau.
Pertempuran sengit berkobar pada pukul 04.00 waktu setempat (09.00 WIB) di sekitar Pangkalan 80 di dekat kota utama Suriah utara itu, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
Kelompok gerilyawan, termasuk batalion yang berafiliasi kepada Al Qaida, merebut bagian tempat itu pada awal pekan ini, dan Observatorium itu mengatakan tentara serta oposisi mendatangkan bala- bantuan.
Lebih dari 120.000 orang tewas dalam konflik di Suriah sejak Maret 2011, kata SOHR. Jutaan orang lagi mengungsi ke luar negeri.