REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Menteri Luar Negeri Jepang pada Jumat (8/11) bersiap terbang ke Teheran, tempat ia berharap memanfaatkan persahabatan Tokyo dan kemajuan dalam pembicaraan dengan kekuatan dunia atas pembatasan upaya nuklir Iran.
Fumio Kishida dijadwalkan meninggalkan Tokyo pada Jumat malam untuk bertemu dengan timpalannya dari Iran pada Sabtu, bersamaan dengan kunjungan kehormatan kepada presiden moderat Hassan Rohani.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, yang telah melakukan pembicaraan dengan yang disebut P5+1 di Jenewa, pada Jumat menyatakan kemungkinan mencapai kesepakatan, yang membuat Teheran membekukan kegiatan nuklirnya dengan imbalan bantuan dari hukuman melumpuhkan.
Masalah itu kemungkinan menguasai pertemuan di Teheran dan Kishida diperkirakan menekankan pandangan bahwa Iran harus menanggapi peningkatan harapan antarbangsa terhadap pemerintahan Rohani, kata pejabat kementerian luar negeri Jepang.
"Saat jendela kesempatan terbuka hanya untuk masa terbatas, Iran harus proaktif menunjukkan keluwesan untuk memecahkan masalah itu dan mengembalikan kepercayaan di kalangan masyarakat antarbangsa," katanya, seperti dilansir dari AFP, Sabtu (9/11).
Negara Barat mencurigai pengayaan uranium Iran adalah bagian dari berencana mengembangkan senjata nuklir. Teheran membantahnya dan menegaskan itu sepenuhnya damai. Iran mengharapkan kelonggaran dari sanksi ekonomi yang diberlakukan atas Iran.
Barat juga tertarik merebut kesempatan langka membangun jembatan dengan Iran setelah puluhan tahun bermusuhan. Jepang, yang sangat tergantung pada minyak Timur Tengah, mempertahankan hubungan persahabatan dengan Iran bertahun-tahun selama pengucilannya, menjaga diplomasi dua cara, yang banyak negara maju potong beberapa dasawara lalu.