REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Serangkaian serangan di Baghdad dan daerah-daerah lain di Irak tengah menewaskan tujuh orang, Jumat (8/11). Dalam insiden paling mematikan, dua bom pinggir jalan meledak ketika jamaah pergi setelah melaksanakan shalat Jumat di Masjid Imam Ali, sebuah tempat ibadah Sunni, di daerah Amriyah, Baghdad barat.
Sedikitnya empat orang tewas dan 11 cedera, kata pejabat-pejabat keamanan dan medis, seperti dilaporkan AFP yang dikutip Sabtu (9/11).
Kekerasan di daerah sebelah utara Baghdad di provinsi-provinsi Diyala dan Salaheddin yang berpenduduk mayoritas Sunni menewaskan tiga orang. Serangan-serangan itu terjadi tak lama setelah tahun baru Islam dan ketika warga Syiah berkumpul di kota suci Karbala, sebelah selatan Baghdad, untuk memperingati tokoh panutan mereka, dan pada masa itu biasanya kelompok Sunni melancarkan serangan kelompok Syiah dan aparat keamanan.
Kekerasan di Irak telah mencapai tingkatan yang belum pernah terlihat sejak 2008, ketika negara itu mulai bangkit dari konflik sektarian mematikan pada 2006-2007 yang merenggut puluhan ribu jiwa. Dengan kekerasan terakhir itu, lebih dari 5.450 orang tewas sejak awal tahun ini, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas sumber-sumber medis dan keamanan.
Belum ada pihak yang mengeklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut, namun kelompok Sunni dan Alqaidah meningkatkan kekerasan tahun ini, khususnya terhadap aparat keamanan dan warga Syiah. Hampir 900 orang sipil tewas di Irak pada September, menurut misi PBB di Irak.
Kekerasan Jumat itu merupakan yang terakhir dari gelombang pengeboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.