REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bermaksud untuk pergi ke Jenewa Sabtu untuk bergabung dengan rekan-rekannya dari Barat yang mencoba mengamankan kesepakatan bersejarah dengan Teheran menyangkut program nuklir Iran, kata kantor berita milik negara Rusia.
Lavrov "bermaksud" untuk pergi, kata satu sumber yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh Kantor Berita Itar-Tass. "Kami berharap bahwa partisipasinya dalam pembicaraan akan membantu membawa hasil positif," tambah sumber tersebut.
Informasi yang bertentangan dari juru bicara Lavrov sebelumnya mengatakan, menteri tidak berencana untuk bergabung dalam pembicaraan di Jenewa. Pembicaraan Jenewa melibatkan Iran dan apa yang disebut kelompok P5+1 yang terdiri dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB - Inggris, China, Prancis, Rusia, Amerika Serikat - dan Jerman.
Harapan terobosan penting dalam pembicaraan telah mendorong satu kesibukan diplomatik, dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Menlu Inggris William Haque, Menlu Jerman Guido Westerwelle dan Menlu Prancis Laurent Fabius semua tiba-tiba menata ulang jadwal mereka untuk berangkat ke Jenewa.
Sementara ia tidak secara eksplisit mengkonfirmasi - pada menit-menit terakhir keputusan Lavrov untuk bergabung pada pembicaraan krisis, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Riabkov mengatakan kepada Kantor Berita RIA Novosti bahwa pertemuan Jenewa telah ditingkatkan ke tingkat menteri.
"Besok, kami mengharapkan pada pencapaian hasil jangka panjang yang telah diharapkan oleh seluruh dunia," katanya seperti dikutip, dan menambahkan bahwa tidak ada negara yang berpartisipasi "ingin pergi tanpa hasil yang positif."
Dalam perkembangan terkait mungkin, Kremlin mengumumkan bahwa Perdana Israel Menteri Benjamin Netanyahu - yang menentang keras kesepakatan parsial dengan Iran - menelepon Presiden Vladimir Putin pada Jumat dan akan terbang ke Moskow pada 20 November untuk menemui pemimpin Rusia itu.