Sabtu 09 Nov 2013 11:49 WIB

Pembersih Jalan Mogok, Madrid Jadi 'Lautan' Sampah

Madrid
Foto: fanpop.com
Madrid

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Empat hari setelah para pembersih kebun dan pembersih jalan di Kota Praja Madrid memulai pemogokan sebagai protes terhadap hilangnya sebanyak 1.134 pekerjaan dan pemotongan upah, dampaknya terlihat jelas di jalanan di Ibu Kota Spanyol itu.

Konsekuensi dari pemogokan tersebut, yang dimulai pada Selasa malam (5/11), sudah terlihat pada Rabu --kertas beterbangan di jalanan di pusat kota itu, sisa makanan, karton dan botol plastik berjatuhan dari tempat sampah-- dan 48 jam kemudian keadaan bertambah parah.

Peti dan karton yang biasanya diangkut dari jalan di luar toko di kota tersebut sementara tetap berada di tempatnya dan malah bertumpuk.

Kedatangan akhir pekan berjalan biasa, sebagian karena kebiasaan kaum muda di Madrid menyelenggarakan 'bottelon', yang berarti mereka membawa cemilan dan minuman mereka ke taman umum, bundaran dan jalan untuk menikmati 'pesta al fresco' tanpa perlu membayar harga mahal yang dibebankan di tempat disko dan bar di kota tersebut.

Trotoar dan selokan di sepanjang jalan yang biasanya menjadi tempat 'bottelon' dipenuhi gelas plastik dan botol kosong, kata Xinhua.

Meskipun pada akhir pekan normal, itu semua sudah dibersihkan sebelum fajar, namun pada akhir pekan sekali ini, semua sampah tersebut tampaknya akan tergeletak di tempatnya berada.

Kondisi itu telah membuat polisi lokal meningkatkan kehadiran mereka di beberapa daerah di seluruh Ibu Kota Spanyol tersebut dalam upaya mencegah potensi 'bottelon' dan konsekuensi bertumpuknya sampah, katanya.

Meskipun Pusat Komersial Madrid (COCEM) --yang menjadi tempat 50 ribu kegiatan usaha di kota tersebut-- telah mengeluarkan permohonan agar pemogokan diakhiri dan juga agar pekerja yang mogok melakukan layanan minimum sehingga keadaan tidak bertambah buruk.

"Pada saat ini, kami melancarkan upaya penting untuk mendorong Madrid menjadi objek wisata, gambaran yang rakyat saksikan di kota kami tidak dapat diterima dan juga merusak banyak sektor ekonomi, yang tergantung atas keberadaan pariwisata," kata Hilario Alfaro, Presiden Cocem di dalam satu pernyataan.

Wali Kota Madrid Ana Botella telah dikecam karena tidak melakukan tindakan apa-apa sehubungan dengan pemogokan tersebut, tapi ia telah membela diri bahwa pemogokan adalah masalah antara pekerja dan keempat perusahaan --OHL, FCC, Valoriza dan Cespa-- yang memiliki konsesi dari Pemerintah Lokal Madrid untuk membersihkan jalanan di kota itu.

Ketiga perusahaan itu telah memutuskan untuk memberhentikan 1.134 dari 6.000 pekerja dengan alasan terjadi kelebihan tenaga kerja, sementara Cespa telah mengusulkan pengurangan upah sampai 43 persen, jadi mendekati upah minimum resmi 645,30 euro per bulan.

sumber : Antara/Xinhua-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement