Ahad 10 Nov 2013 00:13 WIB

'Negosiasi Nuklir Iran Sudah Pada Tahap Sensitif'

Rep: Fenny Melisa/ Red: A.Syalaby Ichsan
Fasilitas nuklir Iran
Foto: telegraph.co.uk
Fasilitas nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negosiasi nuklir Iran kini mulai memasuki tahap krusial dan dinilai sudah bersifat sensitif sehingga harus segera diselesaikan.

Para pejabat Iran mengatakan, pembicaraan dengan kekuatan dunia mengenai program nuklir  negara itu di Jenewa telah mencapai  titik ‘kritis’ setelah Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan sekutunya di Eropa mengadakan negosiasi dengan diplomat Iran hingga larut malam.

Pembicaraan antara delegasi Iran yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Iran Javed Zarif , Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan  Kepala Uni Eropa Urusan Luar Negeri Catherine Ashton menyimpulkan pada Jumat (8/11) malam belum memunculkan kesepakatan yang akan ditandatangani. 

“Kami mencapai titik penting yang sangat kritis,”  kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi seperti yang disiarkan PressTV Iran sebelum pertemuan.

Menurut Araqchi, saat ini, negosiasi telah mencapai situasi yang sangat sensitif  dan perlu ada keputusan di tingkat yang lebih tinggi. Ia mengatakan, pembicaraan akan berlanjut untuk hari ketiga yaitu  Sabtu (9/11) .

Sebelum bertemu Zarif pada Jumat malam, Kerry mengatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara Iran dan negara lainnya. Kerry berharap  agar perbedaan tersebut dipersempit.“Kami berharap untuk mencoba untuk mempersempit perbedaan ini, “ katanya kepada wartawan.

Kerry bertemu negara Eropa lainnya sebelum melakukan perundingan bersama dengan Zarif  dan Ashton. Kerry juga mengatakan Menteri Luar Negeri Cina akan berada di Jenewa untuk menunjukkan bahwa  kesepakatan bersejarah dapat diambil.

Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengatakan, selama perundingan harus ada kesepakatan yang dapat dipertanggungjawabkan.“Perancis menginginkan kesepakatan yang kredibel mengenai program nuklir Iran,”  katanya seperti yang dilansir dari Reuters,  Sabtu (9/11).

Sementara itu, Iran telah mengatakan kepada negara-negara Barat agar mempertimbangkan pelonggaran sanksi  embargo eknonomi terkait dengan pengayaan nuklir Iran. 

“Kami meminta pada Barat agar sanksi embargo ekonomi  dipertimbangkan ,” ujar anggota tim negosiasi Iran di Jenewa Majid Takht  Ravanchi  seperti dikutip dari kantor berita Iran Mehr .

Perundingan nuklir Iran yang berlangsung di Jenewa, Swiss, Jumat (8/11). Pada perundingan tersebut menghasilkan kesepakatan antara negara P5+1 (Amerika Serikat, Rusia, Cina, Perancis, Inggris dan Jerman) dengan Iran. 

Pembicaraan terutama berfokus pada fokus  program pengayaan Iran , yang dikabarkan untuk pembuatan senjata nuklir . Namun, Iran bersikeras pengayaan nuklir yang dilakukannya untuk  perawatan medis dan penelitian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement