REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negosiasi nuklir Iran kini mulai memasuki tahap krusial dan dinilai sudah bersifat sensitif sehingga harus segera diselesaikan.
Para pejabat Iran mengatakan, pembicaraan dengan kekuatan dunia mengenai program nuklir negara itu di Jenewa telah mencapai titik ‘kritis’ setelah Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan sekutunya di Eropa mengadakan negosiasi dengan diplomat Iran hingga larut malam.
Pembicaraan antara delegasi Iran yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Iran Javed Zarif , Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Kepala Uni Eropa Urusan Luar Negeri Catherine Ashton menyimpulkan pada Jumat (8/11) malam belum memunculkan kesepakatan yang akan ditandatangani.
“Kami mencapai titik penting yang sangat kritis,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi seperti yang disiarkan PressTV Iran sebelum pertemuan.
Menurut Araqchi, saat ini, negosiasi telah mencapai situasi yang sangat sensitif dan perlu ada keputusan di tingkat yang lebih tinggi. Ia mengatakan, pembicaraan akan berlanjut untuk hari ketiga yaitu Sabtu (9/11) .
Sebelum bertemu Zarif pada Jumat malam, Kerry mengatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara Iran dan negara lainnya. Kerry berharap agar perbedaan tersebut dipersempit.“Kami berharap untuk mencoba untuk mempersempit perbedaan ini, “ katanya kepada wartawan.
Kerry bertemu negara Eropa lainnya sebelum melakukan perundingan bersama dengan Zarif dan Ashton. Kerry juga mengatakan Menteri Luar Negeri Cina akan berada di Jenewa untuk menunjukkan bahwa kesepakatan bersejarah dapat diambil.
Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengatakan, selama perundingan harus ada kesepakatan yang dapat dipertanggungjawabkan.“Perancis menginginkan kesepakatan yang kredibel mengenai program nuklir Iran,” katanya seperti yang dilansir dari Reuters, Sabtu (9/11).
Sementara itu, Iran telah mengatakan kepada negara-negara Barat agar mempertimbangkan pelonggaran sanksi embargo eknonomi terkait dengan pengayaan nuklir Iran.
“Kami meminta pada Barat agar sanksi embargo ekonomi dipertimbangkan ,” ujar anggota tim negosiasi Iran di Jenewa Majid Takht Ravanchi seperti dikutip dari kantor berita Iran Mehr .
Perundingan nuklir Iran yang berlangsung di Jenewa, Swiss, Jumat (8/11). Pada perundingan tersebut menghasilkan kesepakatan antara negara P5+1 (Amerika Serikat, Rusia, Cina, Perancis, Inggris dan Jerman) dengan Iran.
Pembicaraan terutama berfokus pada fokus program pengayaan Iran , yang dikabarkan untuk pembuatan senjata nuklir . Namun, Iran bersikeras pengayaan nuklir yang dilakukannya untuk perawatan medis dan penelitian.