REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Surat kabar The Guardian mendapat kritikan baru dari pemerintah Inggris terkait publikasi sejumlah dokumen yang dibocorkan mantan analis Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), Edward Snowden.
Dua orang menteri kabinet di negara itu mengatakan, pembocoran rahasia intelijen tersebut telah membahayakan keamanan nasional negeri Ratu Elizabeth. Menteri Luar Negeri William Hague dan Menteri Pertahanan Philip Hammond mendukung komentar yang dilontarkan Kepala MI6 Sir John Sawers belum lama ini.
Dalam sidang Komisi Keamanan dan Intelijen di parlemen pada pekan lalu, pimpinan lembaga mata-mata Inggris itu menyebutkan, pengungkapan dokumen rahasia oleh Snowden telah membuat musuh-musuh Inggris merasa gembira.
“Tidak diragukan lagi, pembocoran yang dilakukan Snowden telah merusak kemampuan kami untuk memerangi terorisme dan menjaga negeri ini tetap aman. Tentu saja, semua itu sangat menguntungkan bagi mereka yang ingin menyakiti kita (Inggris),” kata Hammond kepada Sky News seperti dilansir The Guardian, Ahad (10/11).
Sebelumnya, mantan Menteri Pertahanan Liam Fox pernah melayangkan surat kepada lembaga penyelidikan tindak pidana Inggris, Crown Prosecution Service (CPS). Isinya menanyakan soal kemungkinan mereka akan melakukan tindakan hukum terhadap The Guardian.
Namun, Hague dan Hammond enggan mengomentari pertanyaan pendahulu mereka tersebut. “Itu menjadi urusan Jaksa Agung. Sayangnya, kalaupun ada upaya hukum yang dilakukan, itu tidak akan memulihkan kerusakan yang telah terjadi,” kata Hammond lagi.
Seorang juru bicara dari The Guardian menuturkan, kerugian yang disebabkan oleh bocornya data-data rahasia dari Snowden bukan menjadi tanggung jawab para jurnalis, melainkan komunitas intelijen itu sendiri.
The Guardian, kata dia, telah berkonsultasi secara teratur dengan berbagai pihak. Beberapa diantaranya adalah Downing Street, Gedung Putih, dan badan-badan intelijen.
“Kami telah mendengarkan dengan cermat argumen yang diberikan kepada kami, sepakat untuk tidak memublikasikan hal tertentu, dan menyunting semua nama dan rincian operasional yang sifatnya sensitif,” ujar juru bicara surat kabar nasional Inggris tersebut.