Senin 11 Nov 2013 07:29 WIB

Muslim Sunni Dilarang Rayakan Idul Adha di Teheran, HRW Berikan Peringatan

Presiden terpilih Iran, Hasan Rouhani
Foto: AP
Presiden terpilih Iran, Hasan Rouhani

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kelompok hak asasi manusia (HAM) internasional, Human Right Watch (HRW) meminta Pemerintah Iran untuk memenuhi janjinya dalam melindungi kebebasan beribadah kelompok minoritas Sunni.

Rezim Rouhani pun didesak untuk mengakhiri diskriminasi agama antardua kelompok Muslim terbesar itu. "Sunni Iran harus diizinkan untuk mempraktikan agama mereka secara bebas, seperti halnya rekan-rekan syiah mereka," kata Sarah Leah Whitson, direktur Timur Tengah di HRW, dalam sebuah pernyataan di situs HRW, Sabtu (9/11).

Laporan itu menyebutkan, Muslim Sunni telah menjadi target mayoritas Syiah Iran selama beberapa dekade. Sejak berdirinya Republik Islam pada tahun 1979, pemerintah telah menolak permohonan izin bagi Sunni di provinsi Teheran untuk membangun dan mengoperasikan masjid Sunni, menurut aktivis Sunni.

Pada Idul Adha tahun ini, HRW mencatat, pada pagi, tanggal 16 Oktober 2013, puluhan agen berseragam petugas keamanan mengelilingi Masjid Sadeghiyeh Masjid di sebelah barat laut Teheran, salah satu tempat ibadah terbesar dan paling penting untuk Muslim Sunni di provinsi Teheran.

Mereka mencegah jamaah Sunni untuk memasuki gedung agar dapat merayakan Hari Raya Idul Kurban, seorang Sunni dan mantan anggota parlemen mengatakan kepada Human Rights Watch . 

Aktivis Sunni juga melaporkan, pasukan keamanan mencegah jamaah memasuki situs ibadah lain, di Saadatabad, di Teheran Utara. Sementara, jamaah di bagian lain ibu kota tampaknya memasuki tempat ibadah dengan bebas dan sholat tanpa hambatan.

Jalal Jalalizadeh, warga di barat laut Kota Teheran  mengatakan, pasukan keamanan mencegah dia dan jamaah Sunni lainnya dari memasuki Masjid Sadeghiyeh tanpa alasan apa pun.

Situs berbahasa Persia Islah Web , melaporkan bahwa pada tanggal 15 Oktober, polisi Teheran telah memanggil anggota dewan Masjid Sadeghiyeh dan memberitahu bahwa kaum Sunni tidak bisa menggunakan situs untuk doa selama Eid- e Ghorban atau Idul Kurban.

 

Kedubes Iran Membantah

Kedutaan Besar (Kedubes)  Republik Islam Iran di Jakarta membantah  pernyataan kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) internasional, Human Right Watch (HRW)  yang menyebut Muslim Sunni  dilarang rayakan Idul Adha di Teheran.

Dalam klarifikasinya, Kedubes Iran di Jakarta menyatakan, setiap tahunnya seluruh masyarakat muslim Republik Islam Iran merayakan shalat hari-hari raya Islam di beragam kota Iran.

"Pada tahun 2013 ini pun shalat hari-hari raya Islam dirayakan diseluruh kota Iran oleh umat muslim baik yang bermazhab syiah ataupun sunni," ujar  Public Diplomacy Officer Kedubes Iran, Ali Pahlevani Rad.

Menurut Kedubes Iran, di Kota Teheran, shalat hari-hari raya diselenggarakan oleh komunitas besar umat Islam, juga terdapat perayaan shalat Eid oleh masyarakat yang bermazhab Sunni pada 21 titik di kota Tehran.

''Sesuai dengan Pasal 12 Undang-Undang Dasar Republik Islam Iran, seluruh mazhab Islam wajib dihormati dan dihargai serta para pengikut beragam mazhab Islam diberikan ruang dan kesempatan yang sama untuk dapat beribadah serta menjalankan ritual keagamaan sesuai dengan mazhab-nya,'' papar  Ali.

Kedubes Iran menyatakan, Revolusi Islam Iran sangat menjunjung tinggi, menghargai dan menghormati martabat, hak dan keberadaan kelompok minioritas, mazhab maupun agama dan UUD Republik Islam Iran menjamin hal tersebut.

''Keberadaan perwakilan kelompok minoritras, agama dan mazhab pada Parlemen Republik Islam Iran serta diperbantukannya presiden Hasan Rohani oleh staf khusus di bidang etnis, minoritas agama dan mazhab membuktikan perhatian besar Republik Islam Iran terhadap kelompok minoritas,''  ungkap Ali dalam surat klarifikasinya.

Kedubes Iran menyatakan, persatuan dan solidaritas merupakan urgensi mendesak bagi seluruh umat Islam di dunia, dikarenakan hanya kedua hal tersebutlah yang dapat membendung kita semua dari beragam fitnah yang dilancarkan oleh musuh Islam kepada umat muslim sedunia.

''Demikian klarifikasi yang dapat kami sampaikan. Mohon agar penjelasan kami dapat dipublikasikan dengan tujuan menyampaikan informasi yang benar kepada para pembaca terhormat Republika Online,'' demikian Kedubes Iran.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement