Senin 11 Nov 2013 15:33 WIB

Gagal Tekan Soal Nulir, AS Ancam Sanksi Baru ke Iran

Rep: bambang noroyono/ Red: Taufik Rachman
fasilitas nuklir Iran
Foto: frontpagemag.com
fasilitas nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Kongres Amerika Serikat (AS) mengancam untuk memberikan sanksi baru bagi Republik Islam Iran. Sanksi tersebut menyusul kegagalan AS serta internasional dalam menekan program nuklir milik Teheran.Ancaman tersebut pun membuka celah perselisihan baru antara Kongres dan Gedung Putih.

Senator AS John McCain mengatakan kekecewaannya terhadap Menteri Luar Negeri AS John Kerry. McCain menilai, Kerry gagal mendesak Teheran meninggalkan program nuklir.Menurut dia, program nuklir Iran adalah ancaman. Ungkapan itu dinyatakan setelah Konfrensi Jenewa antara Iran dan P5 + 1, Sabtu (9/11) gagal mencapai sepakat.

Alih-alih memuji Kerry, senator dari partai oposan di Kongres AS itu malah mengatakan Prancis lebih baik ketimbang AS.''Vive la France!,'' sanjung McCain, seperti dikutip Radio Frances 24, Senin (11/11). Pujian itu dikatakan McCain untuk menilai keberanian Menlu Prancis Laurent  Fabius yang menolak semua proposal Iran. ''Prancis punya keberanian menolak perjanjian nuklir yang buruk bersama Iran,'' kata dia.

Reuters melansir, McCain bersama anggota senat  lainnya seperti Lindsey Graham, mengatakan, siap membendung keinginan Washington untuk memberikan lebih banyak kemudahan terhadap Iran.

Mereka menilai, hasil Konfrensi Jenewa adalah rapor merah bagi Kerry.Iran bersama lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK - PBB), yakni Inggris, Prancis, Rusia, Cina, Jerman dan AS sebagai komandan menghadiri pertemuan di Jenewa, sejak Kamis (7/11).

Pertemuan dengan nama P5 + 1 itu bermaksud membahas negosiasi nuklir milik Iran.Pertemuan selama tiga hari itu berakhir tanpa konklusi matang. Di kelompok P5 + 1 sendiri, sikap delegasi mengalami perpecahan.

Hanya Prancis yang sejak awal menolak semua penjelasan Iran tentang program nuklirnya.Fabius mendesak Teheran menghentikan pengayaan uranium.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement