REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Seorang tokoh kenamaan Kurdi Suriah, Selasa (12/11), menekankan suku Kurdi tak memiliki keinginan mendirikan kesatuan politik independen atau pemerintah Kurdi di daerah yang didominasi orang Kurdi di Suriah.
Pernyataannya dikeluarkan setelah suku Kurdi Suriah mengumumkan dalam satu pernyataan pembentukan pemerintah otonomi peralihan di daerah yang didominasi orang Kurdi di bagian timur-laut negeri itu.
"Orang Kurdi tak memiliki keinginan untuk mendirikan kesatuan politik independen dan tak memiliki keinginan untuk memisahkan diri dari negara Suriah," kata Omat Ossi, Kepala Gagasan Kurdi Nasional dan anggota Parlemen Suriah, kepada Xinhua, Selasa.
"Apa yang terjadi hari ini adalah pertemuan untuk meletakkan dasar bagi otonomi sementara yang akan berlangsung selama enam bulan dan mempersiapkan pemilihan umum sipil lokal dan pemerintah lokal di wilayah Kurdi," kata Ossi sebagaimana dilaporkan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Rabu pagi.
Ia menambahkan pemerintah otonomi sipil lokal ini akan dibubarkan segera setelah krisis Suriah berakhir dan lembaga resmi Suriah kembali beroperasi secara normal.
"Tak mungkin untuk mendirikan federasi Kurdi di Suriah utara seperti yang terjadi di Irak,'' katanya. ''Apa yang telah disiarkan oleh media dibesar-besarkan dan orang Kurdi akan tetap menjadi bagian dari susunan sosial Suriah."