REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA- Wakil Presiden (Wapres) Boediono mengangkat soal isu penyadapan terhadap Indonesia saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Toni Abbott.
"Dalam Pertemuan bilateral dengan PM Australia Toni Abbott, Wapres mengemukakan bahwa isu penyadapan menjadi perhatian luas dari berbagai kalangan di Indonesia," kata Deputi Sekretaris Wakil Presiden bidang Politik Dewi Fortuna Anwar kepada wartawan di Canberra, Rabu (13/11).
Dewi menjelaskan, dalam pertemuan bilateral tersebut diangkat tiga isu utama yakni terkait penyadapan, anak buah kapal (ABK) Indonesia yang ditahan Australia lalu soal apreasiasi Indonesia terhadap Australia yang pernah memberikan "standby loan" pada Indonesia.
Terkait penyadapan, Wapres Boediono meminta pihak Australia untuk memberikan perhatian khusus agar masalah tersebut.
Sementara terkait ABK Indonesia yang ditahan di Australia, Wapres meminta segera dilakukan proses terkait hal itu.
"Hingga saat ini sudah ada 1.500 ABK yang diproses, masih ada sekitar 140 lagi yang belum diproses," katanya.
Sementara itu, Dewi juga menyatakan bahwa dalam pertemuan bilateral tersebut, PM Australia Toni Abbott memperhatikan dengan seksama semua pembahasan yang dikemukakan oleh Wakil Presiden.
Abbott juga menegaskan bahwa hubungan Australia dan Indonesia sangat penting untuk dijaga dan kerja sama antara kedua negara akan terus ditingkatkan.
Sementara itu, usai pertemuan bilateral tersebut kedua petinggi negara menyempatkan untuk meresmikan Australia - Indonesia Centre yang akan menjadi pusat studi kedua negara .
upacara pembukaan tirai plakat peresmian Australia - Indonesia Centre berlokasi di Gedung Parlemen Australia di Canberra, Rabu sekitar pukul 11.00 waktu setempat.
Pusat studi kedua negara tersebut nantinya akan berlokasi di Monash University di Melbourne.
Wapres Boediono melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia pada 10 hingga 16 November 2013.
Wapres mengunjungi tiga kota yakni Perth, Canberra dan Melbourne.