REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS — Nigeria memiliki peluang untuk menggantikan posisi Afrika Selatan sebagai kekuatan ekonomi terbesar di benua itu dalam waktu dua tahun ke depan.
Prediksi ini terungkap dari hasil penjajakan yang dilakukan Reuters baru-baru ini. Produk domestik bruto (PDB) Nigeria akan mengalami peningkatan yang sangat besar saat rebasing akhir tahun ini.
Hal tersebut mencerminkan secara lebih akurat berbagai perubahan dalam perekonomian mereka selama dua dekade terakhir.
Rebasing yang banyak tertunda bisa menambahkan hingga 50 persen terhadap perekonomian Nigeria, memberikan PDB dengan nominal sekitar 375 miliar dolar AS yang hampir seukuran Afrika Selatan.
Kuatnya permintaan domestik, ditambah tingginya tingkat pertanian dan berbagai aktivitas jasa, bakal membuka peluang bagi Nigeria untuk meraih gelar kekuatan ekonomi terbesar di Afrika dalam beberapa tahun.
Namun dengan catatan, tingkat pertumbuhan ekonomi yang ada saat ini mesti terus mereka pertahankan. Tingginya angka pengangguran dan perlambatan ekonomi di zona Eropa yang menjadi mitra dagang utama Afrika Selatan, membuatnya rentan terhadap kehilangan posisi puncak tersebut.
Asumsi tersebut semakin diperkuat dengan menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi Afsel yang pada tahun ini hanya 2,6 persen. Namun, walau bagaimanapun harus dicatat, saat ini Afrika Selatan masih menikmati rasio PDB per kapita yang lebih baik dibandingkan dengan Nigeria.
Dengan kata lain, standard hidup di negara itu juga masih sedikit lebih baik dibandingkan Nigeria. Perekonomian Nigeria telah tumbuh lebih cepat daripada Afrika Selatan selama beberapa tahun terakhir.
Pada 2012, ekonomi Nigeria tumbuh sebesar 6,6 persen. Sementara, Afrika Selatan hanya mampu meraih pertumbuhan antara 2-3 persen.
Bank sentral Nigeria mengatakan, segmen yang paling cepat berkembang adalah perdagangan besar dan ritel, serta telekomunikasi. Dengan jumlah penduduk mencapai 170 juta orang, membuat Nigeria menjadi negara yang paling padat penduduknya di Afrika dan ketujuh terbesar di dunia.
"Hal ini menciptakan peluang pasar yang besar, juga menarik investasi dari seluruh negara di sekitarnya, termasuk dari Afrika Selatan yang menjadi semakin sadar akan peluang dalam melayani populasi ini," tulis Reuters dalam laporannya seperti dilansir World Bulletin, Rabu (13/11).