Rabu 13 Nov 2013 20:57 WIB

Tentara Israel Tewas Ditikam Warga Palestina

Tentara Israel menahan seorang warga Palestina
Foto: AP/Mohammed Ballas
Tentara Israel menahan seorang warga Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Seorang tentara Israel tewas akibat ditikam oleh seorang pemuda Palestina di dalam satu bus di daerah utara negara itu. Begitu laporan kepolisian setempat, Rabu (13/11).

"Tentara Israel yang ditikam pagi ini oleh seorang pemuda Palestina di dalam sebuah bus di terminal bus Afula tewas akibat luka-luka cedera yang dialaminya di rumah sakit," kata Juru Bicara Kepolisian Micky Rosenfeld.

Sebelumnya, polisi mengatakan ia berada dalam kondisi kritis di rumah sakit setelah serangan itu. Pemuda Palestina yang berusia 16 tahun itu berasal dari Jenin di bagian utara Tepi Barat Sungai Jordan ditahan oleh para penumpang dan pasukan keamanan di bus itu, kata Rosenfeld.

"Kami menganggap insiden ini sebagai satu serangan teroris yang bermotif nasionalisme," tambahnya.

Menurut polisi, pemuda Paletina itu tidak memiliki izin berada di daerah Israel. Mereka mengatakan ia naik bus itu di rute Nazareth-Afuls dan menyerang serdadu yang berusia 20 tahun ketika tiba di tempat tujuannya.

Radio militer yang mengutip pernyataan para warga Palestina mengatakan ia melakukan serangan itu karena pamannya mendekam dalam penjara Israel.

Ada beberapa serangan dalam beberapa pekan belakangan ini dengan korban jatuh di kedua pihak di tengah-tengah meningkatnya ketegangan dan spekulasi kemungkinan meletus Intifada ketiga, atau perlawanan.

Intfada pertama rakyat Palestina terhadap pendudukan Israel meletus tahun 1987-1993, setelah itu (kedua) dari tahun 2000 sampai 2005 di mana menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia 3.000 warga Palestina dan 1.000 warga sipil Israel dan pasukan tewas.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry berada di Israel dan wilayah Palestina dalam usaha menyelamatkan perundingan perdamaian yang sudah macet setelah hanya tiga bulan perundingan-perundingan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement