Jumat 15 Nov 2013 08:07 WIB

Kevin Rudd: Politikus Paling Populer dan Paling Kontroversial

Red:
Kevin Rudd
Kevin Rudd

CANBERRA -- Dengan mundurnya mantan perdana menteri Australia Kevin Rudd hari Rabu (13/11/2013) dari dunia politik, maka berakhirlah karir politisi asal Queensland ini sebagai salah seorang perdana menteri yang paling populer sekaligus paling kontroversial.

Dalam karirnya selama 15 tahun sejak menjadi anggota parlemen di tahun 1998, Kevin Rudd banyak terlibat baik sebagai pelaku maupun penonton dalam masa-masa yang disebut paling bergejolak dalam kehidupan politik Australia.

Karirnya sebagai politisi dengan bergabung ke Partai Buruh dimulai di tahun 1972 ketika dia baru berusia 15 tahun, dan sejak itu, Kevin Rudd dikenal sebagai seseorang yang penuh semangat, pekerja keras dan memiliki kepercayaan tinggi atas kemampuan dirinya sendiri.

Kepribadian seperti ini yang membawanya memenangkan pemilu di tahun 2007, mengalahkan pemerintahan Perdana Menteri John Howard yang sudah begitu lama berkuasa namun ketika itu mulai tidak populer.

Dalam kampanyenya, Rudd mendapatkan julukan Kevin07, bukan merujuk kepada tokoh James Bond 007 tapi pada tahun 2007.

Setelah sebelumnya pernah menjadi diplomat dan kionsultan di China, Rudd yang fasih berbahasa Mandarin, memulai usahanya menjadi anggota parlemen di tahun 1997 di daerah pemilihan Griffith (Queensland) di tahun 1996.

Usahanya pertama kali gagal, namun terpilih di tahun 1998, dan sampai sekarang merupakan politisi paling populer di daerah pemilihannya.

Perubahan kepemimpinan Partai Buruh

Di tahun 2006, Rudd berhasil mengalahkan Kim Beazley sebagai Ketua Partai Buruh, dimana saat itu Beazley beberapa kali kalah dalam pemilu melawan koalisi Partai Konservatif-Nasional pimpinan John Howard.

Rudd menjadi ketua partai dengan  Julia Gillard sebagai wakilnya.

Namun walau sudah lama menjadi anggota partai Buruh, Kevin Rudd selalu merasa atau dianggap sebagai "orang luar" karena dia bukan berasal dari serikat buruh seperti kebanyakan partai buruh lainnya.

Menurut media Australia,  status sebagai "orang luar" ini ditunjukkan dalam kampanye pemilu tahun 2007 dimana Rudd lebih banyak berkampanye atas namanya sendiri dengan slogan "Saya Kevin, Saya dari Queensland, dan saya di sini ingin membantu (anda sekalian)."

Setelah menjadi Perdana Menteri, Kevin Rudd mendapatkan banyak pujian dengan beberapa tindakan politiknya seperti meminta maaf kepada anak-anak aborijin yang dipisahkan dari orang tua mereka yang dikenal dengan nama The Lost Generation, meratifikasi Protokol Kyoto, dan berhasil membawa Australia melalui krisis ekonomi global yang dimulai tahun 2008.

Namun kepopulerannya di mata publik ternyata tidak dirasakan di kalangan dalam partainya sendiri, yang secara perlahan mulai tidak puas dengan gaya pemerintahannya yang dianggap tidak memiliki rencana jelas, mengambil keputusan terlalu tiba-tiba dan tanpa konsultasi terlebih dahulu.

Dan tanggal 23 Juni 2010, setelah muncul adanya berita ketidakpuasan di dalam Partai Buruh, wakil Perdana Menteri Julia Gillard meminta diadakan pemilihan ulang ketua partai.

Namun ketika menyadari bahwa dia tidak akan mendapatkan dukungan yang cukup, Kevin Rudd memutuskan mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri dan Ketua Partai Buruh.

"Orang-orang tidak bermuka"

Selama tiga tahun kemudian 2010-2013, Kevin Rudd menjadi bayang-bayang besar di belakang pemerintahan PM Julia Gillard dan muncul istilah "faceless men" (orang-orang tidak bermuka), mereka yang dianggap membocorkan berbagai berita buruk baik dari kubu Gillard maupun Kevin Rudd, terhadap lawan politik masing-masing.

Walau dalam kampanye di tahun 2010, Julia Gillard dan Kevin Rudd muncul bersama-sama dalam kampanye di Brisbane guna menunjukkan kekompakan mereka, namun berbagai bocoran yang dituduh dilakukan oleh kubu Rudd, membuat Gillard hanya menang tipis dalam pemilu, sehingga harus tergantung kepada beberapa anggota parlemen independen dalam pemungutan suara di parlemen.

Hubungan Gillard dan Rudd terus bergejolak dengan ditandai dengan beberapa kali pemilihan kedua, dimana akhirnya akhirnya di bulan Juni 2013, Kevin Rudd kembali menjadi perdana menteri setelah dia berhasil mengalahkan Julia Gillard dengan suara 57-45.

Di minggu-minggu awal sebagai perdana menteri itu timbul harapan bahwa Kevin Rudd akan bisa menyelamatkan Partai Buruh dari kekalahan telak di pemilu yang akan diselenggarakan bulan September.

Namun harapan itu akhirnya tidak menjadi kenyataan, karena Partai Buruh kalah dari koalisi pimpinan Tony Abbott sebanyak 17 kursi,

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement