Jumat 15 Nov 2013 04:06 WIB

Hizbullah: Israel Hasut Barat Serang Suriah

Hizbullah, sayap militer Lebanon yang berhasil mengusir Israel dari pada 2006 silam.
Foto: Reuters
Hizbullah, sayap militer Lebanon yang berhasil mengusir Israel dari pada 2006 silam.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT --  Faksi perlawanan Lebanon, Hizbullah, menuduh Israel menggunakan kekuasaannya untuk menghasut serangan Barat terhadap Suriah.

Pemimpin Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah, yang melakukan kemunculan langka di depan umum di Permukiman Rouweiss di Beirut, mengatakan Israel menggunakan semua kekuatannya belakangan ini untuk mempersiapkan serangan terhadap Suriah. "Dan hari ini, saat P5+1 berunding dengan Iran, Perdana Menteri Isrel Benjamin Netanyahu marah dan berusaha menghalangi kesepakatan serta menghubungi sekutu Arabnya," katanya.

Nasrallah menuduh sebagian negara Arab bertindak serupa dengan Israel dengan menolak setiap penyelesaian politik di Suriah dan kesepakatan internasional dengan Iran. Saat berbicara kepada negara Teluk, Nasrallah mengajukan pertanyaan "ke mana perang di wilayah ini mengarah? Israel sangat mengetahuinya, dan sekutu mereka juga, bahwa mereka bisa memulai perang di mana saja tapi mereka tak bisa membatasinya di satu wilayah tertentu".

Ia mengatakan, "Netanyahu marah dan melakukan apa saja yang ada di dalam genggamannya untuk menghalangi dicapainya kesepakatan dan ia bahkan meminta bantuan mitra Arab-nya." Pemimpin Hizbullah tersebut menambahkan Israel bertujuan menggagalkan pembicaraan antara P5+1 dan Iran dalam upaya menjerumuskan Timur Tengah ke dalam konflik.

Sementara itu Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri mengungkapkan Israel telah mendirikan sejumlah stasiun mata-mata di sepanjang perbatasannya dengan Lebanon, mulai dari jalan An-Naqoura di dekat Khayyam sampai Sheba.

Nasrallah mendesak pembentukan kabinet baru yang terdiri atas sembilan menteri dari Koalisi 14 Maret, sembilan menteri dari Aliansi 8 Maret, selain enam tokoh yang memiliki kaitan dengan Presiden Michel Suleiman dan calon Perdana Menteri Tammam Salam. Ia memperingatkan, "Ambruknya badan negara dan kevakuman lembaga pemerintah tak bisa diatasi oleh kabinet sementara. Kami ingin Dewan Menteri 9-9-6, yang memelihara hak semua orang."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement