SINGAPURA -- Pola makan yang buruk mendorong peningkatan global penyakit diabetes, dan kenaikan tertinggi terjadi dikawasan Asia Pasifik.
Angka yang dirilis untuk menyambut Hari Diabetes se-Dunia menunjukan saat ini ada hampir 400 juta pengidap Diabetes di dunia. Angka ini diperkirakan akan meningkat 50% pada tahun 2035, dimana satu dari 10 orang didunia akan terkena penyakit ini.
Federasi Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan peningkatan itu meliputi Diabetes tipe-2. Tidak seperti Diabetes tipe-1 yang merupakan kondisi umum, diabetes tipe-2 lebih banyak disebabkan oleh makanan berkadar gula tinggi, berkadar lemak tinggi dan kurang berolahraga.
Profesor Jonathan Shaw di Melbourne yang turut terlibat dalam studi global, Peta Diabetes 2013 yang diterbitkan IDF mengatakan angka tersebut menunjukan diabetes saat ini telah menjadi penyakit di negara berkembang.
"Penduduk yang mulai berusia lanjut, urbanisasi dan westernisasi, semua hal ini berpengaruh pada pesatnya pertambahan jumlah pasien diabetes.”
“Coca-kolonisasi'
Studi juga menunjukan jumlah kenaikan kasus diabetes yang tidak proporsional ditemukan di kawasan Asia-Pasifik. Ada 100 juta penderita diabetes di Cina dan 65 juta di India, sementara 7 – 10 negara lain dengan kasus diabetes tertinggi adalah negara-negara di kepulauan pasifik.
Presiden Kehormatan IDF, Professor Paul Zimmet mengatakan Kepulauan Pasifik dulunya adalah zona bebas diabetes.
"Kondisi disana sudah seperti yang disebut penulis Hungaria-Inggri, Arthur Koestler sebagai 'Coca-kolonisasi' atau intrusi gaya hidup barat kedalam populasi yang sebelumnya hidup secara tradisional di masa lalu," katanya kepada Pacific Beat.
Professor Zimmet mengatakan melonjaknya jumlah penderita diabetes ini bisa dikaitkan dengan pembangunan ekonomi diseantero kawasan.
"Jepang saat ini memiliki angka penderita dua kali lipat daripada Australia, Korea juga serupa kasusnya, Singapore memiliki prevalensi diabetes dua kali lipat dibandingkan kasus di Australia. Jadi pembangunan ekonomi memicu kenaikan kasus diabetes.”