Kamis 14 Nov 2013 21:24 WIB

Rusia-Mesir Bahas Kerjasama Militer

Sergei Lavrov
Foto: AP
Sergei Lavrov

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri-menteri pertahanan Rusia dan Mesir terlibat dalam pembahasan soal kerja sama militer antara kedua negara, demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam kunjungan bersejarah yang dilakukannya di Kairo, Kamis.

Lavrov dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu memimpin delegasi tingkat tinggi Rusia ke Kairo dalam kunjungan, menyusul adanya perselisihan antara Mesr dan Amerika Serikat.

Shoigu dan "mitranya (Jenderal Abdel Fattah al-) Sisi melakukan pembahasan soal kolaborasi militer" antara kedua negara, kata Lavrov dalam jumpa pers di Kairo, tanpa merinci lebih jauh.

Sisi, yang merupakan menteri pertahanan sekaligus kepala angkatan darat Mesir, memimpin penggulingan presiden Islamis Mohamed Morsi pada Juli lalu dan setelah itu ia membentuk sebuah pemerintahan sementara dan menjanjikan diselenggarakannya pemilihan umum baru.

Dalam jumpa pers bersama dengan mitranya dari Mesir, Nabil Fahmy, Lavrov mengatakan perundingan antara kedua belah pihak juga mengangkat upaya meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan.

Fahmi mengatakan "hubungan bilateral antara Rusia dan Mesir sudah berjalan sangat lama, terutama dalam aspek militer, dan hal ini dibahas oleh menteri pertahanan (Rusia) dengan mitranya dari Mesir kemarin".

Lavrov menolak memberikan komentar lebih jauh menyangkut perkembangan politik di Mesir, di mana pemerintahan yang dibentuk oleh militer itu telah melancarkan penumpasan besar-besaran terhadap gerakan Ikhwanul Muslim pimpinan Mursi dan membawa para pemimpinnya, termasuk Morsi sendiri, ke pengadilan.

"Rusia menolak adanya campur tangan asing pada masalah-masalah dalam negeri dan kami menghormati kedaulatan Mesir serta hak-hak rakyat Mesir untuk menentukan masa depan mereka," ujarnya.

Pembicaraan terbaru tersebut merupakan yang pertama kalinya terjadi pada level setinggi itu antara kedua negara "dalam sejarah hubungan bersahabat kita," kata juru bicara kementerian luar negeri Rusia, Alexander Lukashevich, pekan lalu.

Lukashevic sebelumnya mengatakan pembahasan para menteri itu akan menyangkut "kerjasama militer dan teknik" --istilah tidak langsung Rusia untuk penjualan senjata-- serta hubungan politik dan ekonomi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement