Senin 18 Nov 2013 08:23 WIB

65 Warga Australia Diciduk Terkait Jaringan Pornografi Anak

Red:
Operasi Thunder menjaring para pedofil
Operasi Thunder menjaring para pedofil

CANBERRA -- Pihak berwajib Kanada menangkap hampir 350 orang dalam operasi pemberantasan pornografi anak, 65 di antaranya merupakan warga Australia. Di antara mereka ada yang berprofesi sebagai guru, polisi, dokter dan pastor. Penangkapan besar-besaran ini disebut  polisi sebagai upaya membongkar jaringan pelecehan seksual anak paling buruk yang pernah mereka temukan.

Polisi Kanada mengatakan, investigasi mereka atas sebuah website video pornografi anak bernilai jutaan dollar menyebabkan ditahannya hampir 350 orang di berbagai negara.

Seluruhnya 386 orang korban jaringan tersebut diselamatkan, termasuk enam di Australia. "Polisi menemukan ratusan ribu gambar pornografi anak yang mengerikan," kata jurubicara Kepolisian Toronto, Joanna Beaven-Desjardins.

Mereka yang ditahan dalam operasi di Australia, dikenal sebagai Operation Thunderer, diancam seluruhnya 399 dakwaan pelanggaran eksploitasi anak. Di antara mereka termasuk seorang pastor, seorang mantan pastor dan dua guru, semuanya dari Negara Nagian New South Wales.

Para tersangka dalam operasi di Australia itu berusia antara 25 dan 72 tahun dan telah dikenai dakwaan berbagai pelanggaran, termasuk mengakses, memiliki, memproduksi dan mendistribusikan bahan eksploitasi anak secara online. Pihak berwenang Kanada menduga, jumlah orang yang ditangkap di Australia mungkin akan meningkat. Kepolisian Toronto mengatakan, sebagian besar penahanan di Australia dilakukan di Queensland. Kepolisian Toronto juga memuji Kepolisian Queensland dan Kepolisian Federal Australia (AFP).

Operation Thunderer

Manager Operasi Kejahatan Cyber AFP, Glen McEwen, mengatakan, investigasi itu merupakan kemenangan penegak hukum Australia dalam upaya mereka melindungi anak-anak.

"AFP dan kepolisian negara bagian terus bekerjasama dengan mitra internasional untuk menyeret para pelaku ke pengadilan," kata McEwen.

"Investigasi global ini berhasil mematahkan jaringan internasional dalam operasi penegakan hukum yang kuat demi melindungi anak-anak di seluruh dunia," tambahnya.

William Blair dari Kepolisian Toronto mengatakan investigasi itu dimulai setelah polisi yang menyamar menghubungi Brian May, seorang pria yang dicurigai menyebarkan bahan eksploitasi anak, pada Oktober 2010.

Rumah dan gudang pria Toronto berusia 42 tahun itu digerebek tujuh bulan kemudian, dan ia ditahan dan dikenai dakwaan mengoperasikan sebuah website yang menjual dan mendistribusikan pornografi anak.

Brian Way kini diancam dakwaan membuat, memiliki, mendistribusi dan mengekspor pronografi anak, terdiri dari gambar-gambar anak laki-laki berusia balita sampai remaja.

Polisi mengatakan, ia "membayar sejumlah orang untuk merekam anak-anak, kebanyakan di Eropa Timur, dengan tujuan membuat film untuk dijual di websitenya", dan bahwa video-video itu diedit, dipaketkan dan dijual dari gudangnya di Toronto.

An AFP member examines a computer during Operation Thunderer. Photo: Polisi Kanada menyatakan kemungkinan warga Australia yang ditahan akan bertambah.  (Australian Federal Police)

Dari website tersebut, Way diduga mengeruk keuntungan lebih dari 4 juta dollar per tahun.

Dalam investigasi itu juga ditemukan daftar pelanggan Way, sehingga membuka jalan bagi investigasi secara global.

William Blair memuji lembaga penegak hukum internasional atas bantuan mereka mematahkan jaringan eksploitasi itu.

Dinas Inspeksi Pos Amerika Serikat juga terlibat dalam pengusutan itu, demikian pula pihak berwenang di Swedia, Spanyol, Australia, Afrika Selatan, dan Hong Kong.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement