Jumat 15 Nov 2013 09:27 WIB

Israel Tak Terkesan Penurunan Produksi Nuklir Iran

Israel (ilustrasi)
Foto: westernfreepress.com
Israel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak laporan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), yang menyatakan Iran secara dramatis memperlambat upaya mencapai kemampuan nuklir.

Ketika berbicara dalam konvensi Pemuda Yahudi Amerika di Yerusalem, Netanyahu mengaku tidak terkesan dengan laporan IAEA. Dalam laporannya, IAEA menyebut di bawah Presiden Hassan Rouhani, angka pengayaan uranium di instalasi nuklir di Natenz telah anjlok tajam dalam tiga bulan belakangan.

Laporan tersebut secara khusus menyatakan, simpanan uranium yang diperkaya sampai tingkat tinggi telah bertambah sebanyak lima persen sejak Agustus lalu, yang kini berjumlah 196 kilogram. Sementara diperlukan 250 kilogram untuk membuat satu bom nuklir.

"Iran tidak memperluas program nuklirnya, sebab Teheran sudah memiliki prasarana untuk membuat senjata nuklir," kata Perdana Menteri Israel tersebut di dalam pernyataan dari kantornya.

"Masalahnya bukan apakah mereka memperluas rencana itu tapi bagaimana kami menghentikan program nuklir militer Iran," tambahnya, sepert disadur Xinhua.

Netanyahu kembali menyampaikan pendiriannya, negara besar dunia harus mempertahankan keutuhan sanksi terhadap Iran. Kata-kata Netanyahu berkaitan dengan pernyataan yang dikeluarkan beberapa pejabat AS, termasuk Menteri Luar Negeri AS John Kerry.

Media AS melaporkan dalam pertemuan Senat sebelumnya, Kerry mendesak para senator agar tidak memberlakukan sanksi baru terhadap Iran, dan menyatakan itu bisa merusak setiap peluang untuk mencapai kesepakatan.

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement