CANBERRA -- Mantan Pemimpin Partai Liberal, John Hewson, menuduh Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison, yang juga berasal dari Partai Liberal, arogan dan tidak manusiawi karena membatasi kontak seorang pencari suaka dengan bayinya yang sakit.
Seorang pencari suaka asal Rohingya, Myanmar, bernama Latifa, melahirkan di rumah sakit Mater Hospital di Brisbane pekan lalu. Setelah melahirkan, Latifa dikembalikan ke pusat detensi Brisbane, sementara bayinya tetap berada di unit perawatan intensif.
Selama beberapa hari, Latifa hanya dibolehkan oleh Departemen Imigrasi bertemu bayinya antara jam 10 pagi hingga jam 4 sore. “Ini ketidakmanusiaan ekstrim menurut saya. Maksud saya, dalam keadaan seperti ini seorang ibu biasanya diberikan akses 24 jam untuk bayinya yang berada dalam perawatan intensif,” komentar John Hewson seperti dikutip stasiun TV lokal.
Bayi Latifa akhirnya keluar dari rumah sakit, Kamis (14/11).
Jurubicara Morrison mengatakan, para dokter di rumah sakit tempat Latifa melahirkan mengatakan sudah biasa para ibu tidak menghabiskan malam di rumah sakit, dikarenakan pembatasan tempat tidur.
Namun, dalam pernyataan Mater Hospital kepada ABC dikatakan bahwa seorang ibu seharusnya dibolehkan mengunjungi anaknya kapan saja ia mau. Mater Hospital mengatakan bahwa mereka mendukung para ibu untuk terlibat dalam perawatan bayinya kapanpun memungkinkan, untuk membangun ikatan ibu-anak, dan rumah sakit tersebut tidak menerapkan pembatasan jam kunjungan.
Aktivis gereja Misha Coleman dari Australian Churches Refugee Taskforce mengatakan, Latifa seharusnya diberi lebih banyak simpati. “Tentu saja, kita yang sudah pernah memiliki bayi tahu bahwa saat mereka berada dalam perawatan intensif, kita mungkin tidak bisa tidur di samping tempat tidur mereka sepanjang malam. Namun kita pasti bisa berada di lorong atau di lantai lain,” jelasnya, “Jadi saat anak perlu diberi susu atau makan, ibunya bisa dipanggil.”