Jumat 15 Nov 2013 13:20 WIB

Berpaling dari Amerika Serikat, Ini Ikrar Mesir dan Rusia

Demonstran di Mesir
Foto: ROL
Demonstran di Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Rusia dan Mesir Kamis sepakat untuk mulai menyusun dokumen-dokumen untuk meletakkan landasan bagi kerja sama yang erat di bidang pertahanan, kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.

Shoigu dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov sedang melakukan kunjungan bersejarah ke negara Afrika Utara itu, yang secara strategis penting untuk meningkatkan hubungan bilateral, termasuk hubungan militer, yang telah terkatung-katung selama beberapa dekade.

"Kami telah sepakat untuk mengambil langkah-langkah dalam menciptakan dasar hukum bagi kesepakatan kami [mengenai kolaborasi militer]," kata Shoigu setelah pertemuan dengan timpalannya dari Mesir, Abdel Fattah el-Sisi di Kairo.

Menurut Shoigu, para pihak sepakat untuk membentuk kelompok kerja guna menyusun sebuah kesepakatan umum mengenai semua bidang kerja sama militer bilateral, serta melakukan serangkaian latihan-latihan anti-terorisme dan anti-pembajakan.

Shoigu mengatakan pada hari sebelumnya bahwa Rusia serius cenderung untuk mengembangkan hubungan militer yang erat dengan Mesir dan mengintensifkan kontak bilateral.

Uni Soviet dan Mesir menikmati hubungan dekat selama tahun 1960-an dan awal 1970-an, ketika negara Arab itu dipimpin oleh Abdel Nasser. Tetapi dalam tahun setelah kematian Nasser, presiden baru Anwar Sadat mulai reorientasi negara menuju Barat dan mengusir sekitar 20.000 penasihat militer Rusia pada Juli 1972.

Hubungan bilateral sejak itu tak pernah menghangat ke tingkat persahabatan sebelumnya. Bagi Moskow, pembaharuan hubungan militer dengan Mesir bisa menandakan kembalinya kekuatan ke Timur Tengah, sementara diplomasi AS gagal di seluruh wilayah itu.

Rumor tentang Mesir berpaling ke arah Rusia untuk bantuan militer guna memenuhi kebutuhan keamanan, menyusul suspensi parsial bantuan militer dan peralatan pengiriman dari Amerika Serikat, telah beredar di media sejak awal November.

Kunjungan saat ini telah didahului oleh pertarungan diplomasi bolak-balik antara Moskow dan Kairo dengan pertukaran kunjungan resmi dan diskusi-diskusi tertutup dalam beberapa pekan terakhir.

Menteri Luar Negeri Mesir Nabil Fahmy dikonfirmasi dalam sebuah wawancara pekan ini dengan saluran televisi Rusia berbahasa Inggris yang dikelola negara, RT, bahwa pemerintah Mesir sedang mempertimbangkan untuk membeli persenjataan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement