REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Wakil Presiden (Wapres) Boediono menyatakan Perdana Menteri Australia Toni Abbott memberikan respon positif mengenai masukan dari Indonesia agar informasi intelijen yang dikumpulkan tidak digunakan untuk saling menyerang.
"Beliau memberikan respon yang baik," kata Wapres Boediono kepada wartawan di Melbourne, Australia, Jumat (14/11).
Wapres menjelaskan, dalam pertemuan bilateral antara dirinya dengan Perdana Menteri Australia Toni Abbott ia menyampaikan berbagai masukan.
"Saya menyampaikan kepada beliau bahwa isu penyadapan menjadi perhatian yang sangat luas dari berbagai kalangan di Indonesia," katanya.
Boediono juga memberi masukan kepada Toni Abbott bahwa di masa mendatang harus ada sistem mengenai bagaimana informasi intelijen yang dikumpulkan tidak dipakai untuk saling menyerang kedua belah pihak.
"Tanggapan beliau positif, beliau tidak menolak masukan tersebut bahwa terkesan beliau juga memiliki pandangan yang sama," katanya.
Meski demikian, Boediono mengakui belum ada hal yang konkrit dari Toni Abbott. "Belum ada yang konkret namun sudah mengarah ke sana," katanya.
Kedepan, tambah dia, akan banyak negosiasi lebih lanjut mengenai penyadapan tersebut.
Sebelumnya, pada Minggu malam (10/11) Wapres Boediono tiba di Perth, Australia Barat, untuk menghadiri sejumlah undangan, di mana salah satunya dari University of Western Australia. Di Perth, wapres juga bertemu dengan Premier of Western Australia, Colin Barnett.
Setelah itu, pada Selasa 12/11 Wapres Boediono bertolak ke Canberra untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Toni Abbott.
Di Canberra, Boediono juga diundang menjadi tamu kehormatan di Australian National University (ANU) dan dianugerahi gelar doktor honoris causa di bidang ilmu sosial. Di Melbourne, wapres mengunjungi Monash University untuk memberikan kuliah umum.
Selain itu, di Melbourne wapres juga menghadiri Australia - Indonesia Business Forum serta bertemu dengan sejumlah pengusaha Australia.